Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 16, 2014

MERAYAKAN ANUGERAH HIDUP

Amanat Paus Yohanes Paulus II
kepada kaum muda, kaum lanjut usia, kaum cacat
Stadion Vancouver, British Columbia
18 September 1984


Saudara dan Saudari terkasih,

1. Sore ini kita berkumpul untuk merayakan hidup dalam Yesus Kristus. Di stadion ini, yang ceria dengan musik dan tari, sebagai suatu keluarga yang terdiri dari yang muda dan yang tua, yang cacat dan yang kuat, sebagai sahabat-sahabat yang dipersatukan dalam Kristus, kita memuji Tuhan atas anugerah hidup. Kita mengangkat jiwa dan suara untuk memuliakan Pencipta langit dan bumi, Tuhan dan Pemberi hidup. Dari pihak saya, saya berterimakasih kepada kalian atas sambutan yang hangat dan atas curahan kasih yang diungkapkan dalam gerak dan lagu.

Di wilayah British Columbia yang indah ini, dengan gunung-gemunung yang menjulang, dengan sungai yang berkelok-kelok, dengan hutan yang hijau lebat dan tanah yang kaya mineral, kalian dikelilingi oleh alam yang kaya-raya, dengan binatang-binatang margasatwa dan persediaan ikan yang berlimpah-ruah. Terpikat oleh keelokan dan keindahan alam ini, salah seorang dari para penjelajah pertama wilayah ini, Kapten George Vancouver, berbicara mengenai “pemandangan indah yang tak terbilang dan kesuburan berlimpah yang ditawarkan secara cuma-cuma oleh alam.” Betapa benarnya perkataan penjelajah ini, yang namanya dihormati oleh kota yang berkembang pesat ini.

Kita juga merayakan anugerah hidup manusia, termasuk kekayaan etnis yang menjadi karakteristik masyarakat di daerah ini. Ada orang-orang Indian, penduduk pertama pulau ini, yang, dalam melihat hidup sebagai anugerah dari sang Roh Teragung, dihantar untuk menerima Injil Kristus ketika Injil diwartakan kepada mereka oleh para misionaris. Ada pula mereka yang keturunan Inggris, yang adalah pendatang-pendatang pertama. Kemudian, datanglah mereka yang dari Timur Jauh, dari India yang datang untuk bekerja di perkeretaapian dan di industri-industri pengembangan sumber daya. Sesudahnya datang imigran-imigran dari Eropa Timur dan Barat yang semakin memperluas batas-batas wilayah pulau baru ini. Masyarakat imigran yang beragam ini, bersama dengan masyarakat Indian, diwakili oleh para penari pada sore ini. Dalam mereka kita melihat bagaimana aliran begitu banyak imigran telah ikut memberikan sumbangan kepada keanekaragam budaya dari wilayah ini. Kiranya mereka semua yang mewarisi segala rahmat ini sungguh menghargai keanekaragaman ini dan menghindari segala bentuk diskriminasi terhadap warga masyakarat “dalam hukum maupun dalam keseharian, berdasarkan ras, asal-usul, warna kulit, budaya, jenis kelamin ataupun agama” (Pauli VI, Octogesima Adveniens, 16). Segala bentuk diskriminasi yang demikian merupakan penghinaan terhadap martabat manusia dan pelecehan terhadap hidup manusia.

Di atas segalanya, malam ini kita merayakan anugerah hidup kekal, yang dimenangkan bagi kita oleh Yesus Kristus melalui wafat-Nya di salib. Dalam bacaan dari Injil St Yohanes sore ini, Yesus bersabda kepada kita, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Kehidupan alam dan kehidupan manusia adalah anugerah berharga dari Tuhan. Tetapi, kehidupan kekal adalah anugerah yang terlebih besar lagi, sebab hidup kekal adalah anugerah hidup untuk selama-lamanya.

Rahmat yang kita terima dalam Sakramen Baptis mengangkat kualitas hidup kita ke suatu tingkat yang jauh melampaui segala yang pernah dapat kita bayangkan, sebab kita menerima janji hidup yang kekal atau abadi. Hidup kekal ini dimulai dari sekarang ini; melalui iman dalam Sabda Allah dan melalui Sakramen-sakramen Gereja, dan akan mencapai kegenapannya di dunia yang akan datang. Inilah hidup yang digambarkan oleh Santo Paulus, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1 Korintus 2:9).

Saya sungguh senang bahwa di stadion pada malam ini ikut merayakan hidup bersama saya adalah anak-anak dan kaum muda, kaum lanjut usia, dan saudara serta saudari kita yang berkebutuhan khusus atau menderita berbagai macam cacat. Saya ingin berbicara kepada masing-masing kelompok ini secara bergantian.


2. Anak-anak dan kaum muda terkasih: sapaan pertama saya adalah untuk kalian. Jangan biarkan seorang pun menipu kalian mengenai makna sesungguhnya dari hidup kalian. Hidup itu berasal dari Tuhan. Kalian berada di dunia ini sebab Tuhan menciptakan kalian. Kalian berasal dari-Nya. Kalian adalah milik-Nya. Dan kalian akan kembali kepada-Nya. Tuhan adalah sumber dan tujuan hidup kalian. Ia, yang telah menganugerahkan kepada kalian kehidupan alam, menghendaki kalian tumbuh dewasa dalam wilayah dunia Allah yang kaya dan hidup. Ia telah memberkati kalian dengan banyak kesempatan. Melalui Pembaptisan, Tuhan bahkan telah menganugerahkan kepada kalian suatu bagian dalam hidup-Nya Sendiri. Ia telah mengangkat kalian sebagai anak-anak-Nya. Kalian adalah saudara dan saudari Kristus.     

Dalam bacaan Injil, Yesus mengingatkan kita bahwa dalam dunia ada pencuri-pencuri yang datang “hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” (Yohanes 10:10). Kalian akan mendapati pencuri-pencuri ini berusaha menipu kalian. Mereka akan mengatakan kepada kalian bahwa makna hidup adalah untuk menikmati sebanyak mungkin kesenangan. Mereka akan berusaha meyakinkan kalian bahwa dunia ini adalah satu-satunya dunia yang ada, dan bahwa kalian harus meraih segala yang kalian dapat untuk diri kalian sendiri, dan sekarang ini. Kalian akan mendengar sebagian orang mengatakan, “Perhatikan dirimu sendiri, dan jangan ambil peduli pada yang lain.” Lagi, ada pula mereka yang mengatakan, “Kalian akan memperoleh kebahagian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin uang dan harta benda, dan apabila kalian merasa sedih carilah jalan keluarnya dengan alkohol atau obat-obatan terlarang.”

Tak satu pun dari perkataan itu benar. Dan tak satu pun dari hal-hal itu mendatangkan kebahagiaan sejati dalam hidup kalian. Hidup sejati tidak ditemukan dalam diri sendiri ataupun dalam barang-barang. Hidup sejati ditemukan dalam Seorang lain, dalam Dia yang menciptakan segala sesuatu yang baik, benar dan indah di dunia. Hidup sejati ditemukan dalam Tuhan, dan kalian menemukan Tuhan dalam pribadi Yesus Kristus. Kristus menyingkapkan Tuhan kepada kita, dan mengenal Kristus adalah mengenal Tuhan. Untuk mengenal diri kalian sendiri, yaitu diri kalian yang sesungguhnya, kalian perlu mengenal Kristus. Itulah sebabnya mengapa St Paulus dapat berseru, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya” (Filipi 3:8).

Saya tahu bahwa sebagian dari kalian bersekolah di sekolah Katolik. Mengapa? Supaya kalian dapat lebih siap menemukan Kristus dan, dalam Dia, menemukan makna hidup yang sepenuhnya. Sehingga kalian dapat mengamalkan kepenuhan hidup. Gereja memiliki sekolah-sekolah sebab Gereja rindu untuk mengkomunikasikan Kristus kepadamu. Gereja ingin kalian bertumbuh dalam kedewasaan penuh dalam Dia yang adalah Manusia yang paling sempurna, dan sekaligus adalah Putra Allah. Anak-anak dan kaum muda terkasih: bertautlah pada Kristus. Apabila kalian bertanya-tanya mengenai misteri hidup kalian, bertautlah pada Kristus yang menjelaskan kepada kalian maknanya yang sepenuhnya. Apabila kalian bertanya-tanya mengenai peran kalian di Kanada dan di dunia pada masa mendatang, bertautlah pada Kristus. Ia akan mengilhami kalian untuk menunaikan kewajiban kalian sebagai warga negara Kanada dan sebagai warga komunitas dunia. Apabila kalian bertanya-tanya mengenai kehidupan yang akan datang, bertautlah pada Kristus. Kasihilah Dia dan layanilah Dia dalam diri sesamamu sekarang ini, sehingga kepenuhan hidup yang kekal dapat menjadi milik kalian suatu hari nanti.


3. Kaum Lanjut Usia terkasih: Sekarang saya menyapa kalian; kalian yang menjadi saksi atas kenyataan bahwa nilai hidup tergantung pada siapa engkau, bukan pada apa yang engkau miliki atau apa yang dapat engkau lakukan. Hidup kalian menunjukkan kelangsungan generasi ke generasi dan memberikan kepada kalian suatu wawasan dari mana kalian menilai peristiwa-peristiwa dan penemuan-penemuan baru. Kalian mengingatkan dunia akan kebijaksanaan dari generasi-generasi terdahulu sementara kalian menyumbangkan wawasan kalian ke generasi sekarang.

Saya senang mendengar segala prakarsa yang terjadi di sini di British Columbia untuk meningkatkan kualitas hidup kalian dan, secara istimewa, demi menyediakan perumahan yang layak bagi kalian. Dalam Piagam Hak-hak Keluarga, yang diterbitkan pada tahun 1983, Tahta Suci memaklumkan, “Kaum lanjut usia mempunyai hak untuk mendapatkan dalam keluarga mereka sendiri atau, apabila tidak memungkinkan, dalam lembaga-lembaga yang pantas, suatu lingkungan yang akan memungkinkan mereka untuk melewatkan usia senja mereka dalam ketenangan sementara melakukan segala aktivitas yang sesuai dengan usia mereka, yang memungkinkan mereka untuk ikut ambil bagian dalam kehidupan sosial” (Pasal 9).                            

Berlalunya tahun-tahun mendatangkan kerapuhan. Kalian akan mungkin terpaksa meninggalkan aktivitas-aktivitas yang dulu kalian sukai. Tubuh kalian tampaknya tidak selentur dulu. Daya ingat dan penglihatan kalian mulai lelah melayani. Dan sebab itu, dunia mulai tampak asing - dunia keluarga kalian, dunia sekeliling kalian, dunia yang dulu kalian kenal. Bahkan Gereja, yang telah begitu lama kalian kasihi, mungkin tampak asing bagi sebagian besar kalian sementara Gereja melangkah maju dalam masa pembaharuan ini. Namun demikian, kendati berbagai perubahan dan berbagai kelemahan yang mungkin kalian rasakan, kalian sungguh berharga bagi kami semua. Masyarakat membutuhkan kalian, pula Gereja. Mungkin kalian tidak dapat berbuat sebanyak dulu. Tetapi yang terlebih berarti di atas segalanya adalah siapa engkau. Masa tua adalah titik puncak dari kehidupan duniawi, masa untuk menuai apa yang telah kalian tanam. Suatu masa untuk memberikan diri kalian sendiri kepada sesama seperti yang belum pernah kalian lakukan.

Ya, kalian dibutuhkan, dan jangan pernah biarkan seorang pun mengatakan sebaliknya. Kurban-kurban Misa di mana kalian ikut ambil bagian sepanjang hidup kalian, Komuni saleh yang kalian sambut, doa-doa yang kalian panjatkan, memungkinkan kalian mendatangkan rahmat berkat melimpah atas kami. Kami membutuhkan pengalaman kalian dan wawasan kalian. Kami membutuhkan iman yang telah menopang kalian dan terus menjadi terang hidup kalian. Kami membutuhkan teladan kesabaran kalian dalam berharap dan percaya. Kami perlu melihat kasih yang matang yang ada dalam diri kalian, kasih yang adalah buah dari hidup yang kalian lewatkan baik dalam suka maupun duka. Dan ya, kami membutuhkan kebijaksanaan kalian sebab kalian dapat menawarkan kepastian di masa-masa kebimbangan. Kalian menjadi pendorong bagi kami untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai roh yang lebih tinggi. Nilai-nilai ini menghubungkan kita dengan orang-orang dari segala masa dan mereka tidak pernah menjadi tua.

Sebab itu, sadarilah martabatmu, dan sekali lagi persembahkanlah hidupmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Luangkan waktu untuk mengenal-Nya dengan terlebih baik dari engkau pernah mengenal-Nya sebelumnya. Dengarkanlah Dia dalam doa, sementara Ia bersabda kepada kalian di saat-saat kelemahan, sengsara atau derita, “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yohanes 10:14). Ia begitu dekat dengan kalian dalam pencobaan-pencobaan kalian sehari-hari. Dari pihak kalian, berusahalah untuk menjadi sahabat setia-Nya sepanjang jalan salib. Dan jangan pernah lupa bahwa segala permasalahan yang harus kalian lalui telah ditetapkan dalam rancangan Allah demi mempersiapkan kalian untuk hidup dalam kepenuhannya, bersama Bunda Maria dan segenap para kudus, dalam Kerajaan Surga.


4. Sekarang saya hendak menyapa kalian yang menderita cacat dan mereka yang menawarkan pelayanan bagi mereka. Pertama-tama, saya bersukacita atas kepedulian yang ditunjukkan terhadap saudara dan saudari yang cacat dan berkebutuhan khusus di Vancouver dan di segenap penjuru Kanada, melalui perwakilan-perwakilan, asosiasi-asosiasi dan lembaga-lembaga yang layak.                 

Saudara dan saudari terkasih yang cacat dalam suatu hal: nilai dan martabat pribadi manusia tidak datang dari kualitas fisik ataupun mental, dari efisiensi, produktivitas ataupun kelincahan orang dalam bertindak. Melainkan datang dari kenyataan dasar bahwa masing-masing individu diciptakan oleh Tuhan dan ditebus oleh darah PutraNya Yesus Kristus. Tuhan memanggil kalian masing-masing dengan nama kalian. Ia menghendaki kalian untuk memberikan sumbangan pribadi kalian kepada dunia dan untuk mengamalkan hidup dalam segala kepenuhannya dalam melayani sesama. Kasih kebapaan Allah memeluk mereka semua yang sehat dan yang sakit, yang berkebutuhan khusus, yang cacat dan yang sehat.

Sahabat-sahabat terkasih yang terkadang merasa begitu berputus asa: Saya dipenuhi sukacita ada bersama kalian pada hari ini. Saya datang untuk mengatakan kepada kalian bahwa Kristus mengasihi kalian dan bahwa Gereja dan Paus mengasihi kalian juga. Kalian adalah sahabat-sahabat istimewa Yesus. Ia mengatakannya kepada kalian dengan suatu cara yang amat pribadi, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28-30). Kristus meminta kalian untuk membantu-Nya memanggul salib-Nya. Kalian, pada masa sekarang ini, memainkan peran yang dulu diperankan oleh Simon dari Kirene. Kalian mengajarkan kepada kami, dengan teladan kalian, untuk mempersatukan kelemahan-kelemahan manusiawi kita dengan sengsara Yesus, dan untuk menemukan sukacita dalam hidup.

Tetapi saya juga datang untuk meyakinkan kalian bahwa Gereja memaklumkan dengan suatu cara yang istimewa, hak kalian untuk bekerja, sementara Gereja berjuang untuk mengembangkan tujuan “bahwa kepada orang-orang cacat dapat ditawarkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka” (Ioannis Pauli PP. II, Laborem Exercens, 22). Gereja mendesak bahwa menolak memberikan pekerjaan kepada mereka yang cacat juga merupakan “suatu bentuk diskriminasi yang serius” (Laborem Exercens, 22).


Sahabat-sahabat terkasih yang panggilan khususnya adalah melayani saudara dan saudari yang cacat ini: karya kalian menuntut kemurahan hati dan akal budi, pula kebesaran jiwa; sebab Tuhan memanggil kalian untuk mengasihi dengan intensitas yang istimewa. Namun demikian, saya tahu bahwa kalian adalah orang-orang pertama yang akan mengatakan bahwa kalian menerima jauh lebih banyak dari yang kalian berikan. Mereka yang cacat dan yang berkebutuhan khusus membangkitkan segala energi dari hati kita yang tidak pernah kita kira ada di sana. Mereka juga mengajarkan kepada kita kerendahan hati, sebab mereka menunjukkan kepada kita bahwa kebesaran manusiawi dan Kristiani tidak terletak pada menjadi seorang yang lebih kuat atau lebih aktif dari yang lain. Mereka menunjukkan kepada kita semua perlunya ketergantungan terus-menerus pada Tuhan. Dalam nama Yesus Kristus, Gembala Yang Baik, saya berterima kasih kepada kalian atas segala perhatian yang kalian curahkan kepada para anggota penting dari kawanan Kristus. Kalianlah penolong Kristus dalam melayani baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak ini untuk mengalami hidup hingga kepenuhannya.


5. Saudara dan saudari terkasih: pada sore ini sementara kita merayakan hidup, kita juga sadar akan banyaknya ancaman terhadap hidup yang ada dalam masyarakat teknologis kita. Dari segala mara bahaya yang tak terhitung banyaknya yang mengancam manusia adalah tingkat aborsi dalam masyarakat sekarang ini. Kejahatan tak terucapkan yang melawan hidup manusia ini, yang menolak dan membunuh hidup, sejak awalnya menghantar orang untuk melecehkan, menghancurkan dan membinasakan hidup orang-orang dewasa, dan untuk menyerang hidup masyarakat. Jika yang lemah rentan diserang dari sejak saat pembuahan, maka mereka rentan diserang di hadapan kuasa seorang penyerang dan kuasa senjata-senjata nuklir.

Namun demikian, ada suatu jalan bagi kemanusian untuk meloloskan diri dari tirani kemanusiaan itu sendiri dan mencegah murka Tuhan: di hadapan segala kejahatan yang mengancam hidup di masa kita, haruslah dimaklumkan kembali kesakralan hidup manusia sebagai suatu anugerah berharga dari Pencipta yang penuh kasih - suatu anugerah yang patut diterima, dihormati serta dilindungi. “Melawan pesimisme dan egoisme yang menyuramkan dunia, Gereja membela kehidupan. Dalam setiap kehidupan manusiawi Gereja melihat cemerlangnya sabda `Ya!', menyaksikan `Amin', yakni Kristus Sendiri” (Familiaris Consortio, 30).  

Gereja memaklumkan rancangan Tuhan bagi segenap hidup manusia, rancangan Tuhan bagi kasih yang melahirkan hidup, dan rancangan Tuhan bagi keluarga yang, sebagai suatu komunitas hidup, mengemban misi “untuk menjaga, mengungkapkan serta menyalurkan cinta kasih” (Familiaris Consortio, 17). Rancangan Tuhan ini telah dituliskan ke dalam diri laki-laki dan perempuan dan memberikan aspek ganda dalam persatuan perkawinan mereka - persatuan perkawinan yang patut mengungkapkan persatuan intim kasih dan hidup, pula keterbukaan terhadap prokreasi. Oleh sebab hubungan tak terpisahkan yang dikehendaki oleh Tuhan dari makna unitive dan procreative dari tindakan perkawinan, Gereja memaklumkan bahwa akan ada saling penyerahan diri secara total dalam perkawinan hanya jika kedua aspek ini tidak dipisahkan secara artifisial (Familiaris Consortio, 32). Dalam rencana Allah, hormat terhadap makna tubuh dan keterbukaan terhadap hidup merupakan syarat yang dibutuhkan demi menjamin kepenuhan martabat pribadi manusia, kepenuhan martabat hidup manusia.

Hidup sejak dari saat pembuahan wajib dilindungi dari segala yang menyerangnya, seperti kelaparan dan perang; hidup wajib dipulihkan dari apa yang melemahkan atau mencemarkannya, seperti penyakit dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang; hidup wajib dilindungi dari apa yang merendahkannya, seperti kekerasan, kondisi hidup di bawah standar manusia, kondisi kerja yang tidak layak dan segala sesuatu macam itu.

Dalam melawan pencuri-pencuri di masa kita yang datang “hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” (Yohanes 10:10), kita dipanggil untuk menangapinya dengan senjata-senjata kebenaran, keadilan dan kasih. Kita wajib berdiri kokoh dalam keyakinan kita bahwa Kristus telah memenangkan kemenangan akhir atas dosa dan maut lewat Salib dan Kebangkitan-Nya, dan bahwa melalui iman Ia menawarkan kepada kita hidup dalam Nama-Nya.

Dalam perayaan hidup sore ini, kita memandang kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja. Ia yang melahirkan Juruselamat, yang adalah Hidup dunia, ada bersama kita dalam perayaan hidup kita. Bunda Maria dekat dengan kita dalam segala upaya kita untuk mempromosikan hidup, memulihkan hidup, menyempurnakan hidup dan membela hidup melawan apapun yang akan melukai, melemahkan atau membinasakannya. Ya, ia dekat dengan kita sementara kita berjuang untuk mengikuti Yesus Gembala Yang Baik, yang menghantar kita ke keabadian hidup.

Saudara dan saudari terkasih: Inilah yang ditetapkan bagi kita: untuk mengamalkan hidup hingga kepenuhannya, dalam persatuan dengan Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra dan Roh Kudus, bagi siapa “puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” (Wahyu 5:13).

sumber : “John Paul II, General Audience 1999; The Holy See; www.vatican.va

0 comments:

Post a Comment