Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, April 26, 2014

Saabda Hidup

Minggu, 27 April 2014
HARI MINGGU PASKAH II
Minggu Kerahiman Ilahi
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24; 1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31

Yohanes 20:19-31:
19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." 22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. 23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." 24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." 30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.


Renungan:

Awal Mei tahun 1998 saya bersama teman-teman Senat Mahsiswa dan banyak mahasiswa Sanata Dharma berlindung di kampus. Kala itu para polisi sedang mengejar-ngejar para demonstran. Walau gerbang sudah dikunci suasana mencekam masih meliputi kami yang di dalam. Kantor senat kami kunci. Lampu-lampu dinyalakan yang diperlukan saja. Setiap kali ada teriakan: "Polisiiii!" Hati pun terasa was-was.
Melihat pengalaman itu saya pun bisa memaklumi kenapa para murid: "berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi" (Yoh 20:19). Para murid pasti menjadi target para orang Yahudi. Mereka dicari untuk ditangkap dan dihukum. Hal ini bukan masalah sepele bagi siapapun. Mereka yang terancam layak menyingkir di tempat aman sampai tiba saatnya untuk muncul lagi.
Orang bisa saja mempertanyakan di mana iman para rasul kok malah bersembunyi. Namun kala mempunyai pengalaman yang mirip, kita tidak akan serta merta mencela tindakan para Rasul. Rasa saya mereka bukan tidak beriman. Mereka perlu melakukan itu supaya kala saatnya tiba mereka bisa mewartakan Yesus yang bangkit dengan jelas dan penuh keberanian.

Kontemplasi;
Bayangkan dirimu dalam kondisi para rasul yang menjadi target para penyalib Yesus.

Refleksi:
Apa yang kauperbuat kala suasana yang kauhadapi mengancam hidupmu?

Doa:
Ya Tuhan, semoga aku tetap percaya dan mengandalkanmu dalam situasi apapun. Sudilah menghembuskan Roh ketekunan dan keberanian untuk menjadi saksi kebangkitanMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan berusaha cerdas dalam menghadapi sesuatu dan makin mengenali penyertaan Tuhan kala dalam kondisi gelap.

0 comments:

Post a Comment