Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 20, 2014

Sabda Hidup


Senin, 21April 2014
Hari Senin Dlm Oktaf Paskah
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15

Matius 28:8-15:
8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." 11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." 15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.


Renungan:
Kesulitan datang, uang berbicara. Tampaknya  dari jaman ke jaman uang bisa membungkam kebenaran. Para tetua mendengar kesaksian para penjaga. Kalau tidak disikapi kesaksian para penjaga akan sangat merepotkan posisi mereka. Kesaksian para serdadu itu akan sangat diperhitungkan karena notabene mereka bagian dari penyalib Yesus, yang memusuhi Yesus. Para tetua pun membungkam para serdadu dengan uang dan meminta mereka memberikan kesaksian palsu (lih. Mat 28:12-13).
Ketika serdadu bisa dibungkam dengan uang maka pada saat yang sama ketidakadilan akan berdiri kokoh. Netralitas sebagai aparat negara hilang. Kepentingan pemberi uang didahulukan, rakyat ditindas, kebenaran diabaikan. Mengapa begitu? Karena serdadu mempunyai keahlian strategi pengelolaan massa sekaligus senjata yang bisa memaksa orang tunduk kepadanya.
Walau banyak orang percaya akan apa yang dikisahkan para serdadu (bc Mat 28: 15), kisah kebenaran itu sendiri tidak pernah bisa dibungkam begitu saja. Kisah para saksi mata tetap bisa menjadi pembanding dan menggerakkan lebih banyak orang untuk percaya.
Belajar dari sini maka rasa saya ketika kita sungguh melihat dan berada dalam kebenaran suatu fakta kita tidak perlu takut untuk bersaksi. Kesaksian akan kebenaran itu sederhana dan tidak akan memaksa kita untuk menciptakan kepalsuan-kesaksian. Sebaliknya kesaksian palsu akan memaksa kita menemukan trik-trik tertentu  agar kesaksian itu diakui kebenarannya.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ingatlah satu pengalaman kala kau membohongi orang tuamu. Bayangkan juga kisah2 palsu yang dikarang para tetua.

Refleksi:
Sejauh mana uang membungkam orangorang sekarang untuk menyampaikan kebenaran?

Doa:
Yesus ada banyak kepentingan yang menghambat orang percaya padaMu. Semoga aku bisa menjadi bagian dari saksi tentang kebangkitanMu dan tidak mudah goyah dari keyakinan itu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjadi bagian dari saksi kebenaran akan kebangkitan Yesus.

0 comments:

Post a Comment