Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, April 14, 2014

Sabda Hidup


Selasa, 15 April 2014
Hari Selasa Dalam Pekan Suci
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38

Yohanes 13:21-33,36-38:
21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. 23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. 24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" 25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" 26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. 27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." 28 Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. 29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. 30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. 31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. 32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. 33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. 36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." 37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" 38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Renungan:
Seorang ibu akan teriris hatinya kala anaknya mencacimaki dirinya. Seorang ayah akan sedih kala anaknya selalu membantah kata-katanya. Orang  akan merasa sakit hatinya kala sahabatnya menusuk dari belakang. Seorang guru bisa merana kala dijebloskan penjara oleh murid yang dikasihiNya.
Gambaran di atas begitu terasa dalam dalam diri Yesus. Yesus mendapati muridNya, Yudas, menyerahkanNya kepada para penguasa. Namun tampaknya kepedihan itu pun tidak berhenti di sana. Murid-murid lain yang sudah diberi tanda siapa yang akan berkhianat tetap tidak bisa menangkap tanda-tanda tsb (lih Yoh 183:28-30). Perjumpaan itupun ditutup dengan janji Petrus yang layak dipertanyakan lesungguhannya (lih Yoh 13:37-38).
Kepedihan yang bertubi-tubi bisa juga menimpa kita. Suasana itu bisa saja menghentikan seluruh langkah kita. Namun sebagai pribadi beriman, orientasi pada pelaksanaan kehendak Allah bisa menjadi daya bagi kita mengubah kepedihan tsb menjadi tindakan dan kata yang menampakkan kemuliaan Allah. Dalam hal ini Yesuslah teladan kita.

Kontemplasi:
Duduklah di suatu tempat yang tenang. Baca dan bayangkan kisah dalam Injil Yoh. 13:21-33,36-38. Ambillah peran Yesus, rasakan bila anda mengalami pengalaman Yesus.

Refleksi:
Bagaimana caramu untuk tetap bertahan dalam hidup kala kepedihan hidup menghampirimu secara bertubi-tubi?

Doa:
Ya Yesus, aku ingin bertahan hidup walau aneka macam kepedihan seringkali datang bertubi-tubi. Namun dagingku sering lemah. Sudilah mengutus RohMu yang selalu menguatkan dan meneguhkan daya hdpku.  Amin.

Perutusan:
Aku akan menyikapi dengan tenang aneka kepedihan yang menimpaku.

0 comments:

Post a Comment