Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 15, 2014

TIPS MENJAGA STAMINA HINGGA USIA LANJUT


dari: ketikketik.com/informasi/tips-dan-trik 18 Februari 2014

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan disertai dengan kemajuan perekonomian, terjadilah peningkatan yang cukup signifikan terhadap jumlah orang penduduk yang mencapai usia lanjut. Diperkirakan jumlah warga yang mencapai usia diatas 60, di tahun 2014 ini akan meningkat menjadi lebih dari 10 persen total penduduk Indonesia. Dengan kata lain mencapai lebih dari 25 juta orang. Namun meningkatnya jumlah penduduk di tingkat ini harus diwaspadai agar keberadaan komunitas ini mampu menjadi manusia yang mandiri tanpa membebani anak dan cucu.

Melihat pada kenyataan yang ada di sekeliling kita, umumnya dalam tiap rumah ada 1 atau 2 orang tua yang berusia lanjut. Namun tidak jarang kita menemui kondisi yang memprihatinkan, dimana para penduduk senior ini, keberadaannya menjadi beban bagi keluarga. Karena sakit dan tidak mampu mengurus diri sendiri. Karena itu perlu sejak dari usia muda, orang mempersiapkan hari tua yang mandiri. Karena kesiapan materi dan mental tidak mungkin secara mendadak dapat diraih.

Penyebab Orang Cepat Menjadi Tua

Tentunya tidak dapat dipungkiri,bahwa seiring dengan bertambahnya usia, maka proses alami akan terus mengalir. Suka atau tidak, rambut akan mulai memutih dan tenaga akan semakin berkurang. Dalam banyak hal kita tidak lagi setangguh sewaktu masih muda. Namun ada satu hal yang tetap bisa dipertahankan adalah menjaga agar daya pikir kita tetap jernih dan tidak mengalami distorsi perjalanan waktu.

Pengaruh kekuatan pikiran akan mempengarui sikap mental. Dan bila sikap mental menjadi tergoncang atau roboh, tubuh phisik juga akan ikut tumbang. Hal ini yang banyak orang tidak memahaminya. Kata kata bijak: ”You are what you think”, anda akan menjadi seperti apa yang anda pikirkan, kendati mungkin sudah dianggap kuno tapi pada kenyataannya masih tetap up to date dari masa ke masa.

Faktor Internal dan eksternal yang berpotensial merusak diri

Orang menjadi tua,ketika ia mulai berpikir: ”Saya sudah tua”. Ketika pikiran ini dibiarkan menguasai dirinya dan ia menyakini bahwa sudah tua, maka otak akan mengirimkan perintah keseluruh organ tubuh: ”saya sudah tua”. Maka proses penuaanpun terjadi. Karena kesalahan diri sendiri telah melakukan program: ”destroy” atau menghancurkan diri sendiri. Hal yang kelihatan sangat sepele, tapi menentukan hidup kita, akan menjadi manusia yang mandiri atau sebaliknya jadi beban bagi keluarga.

Faktor merasa tua ini bisa datang dari dalam diri sendiri, tapi lebih sering karena pengaruh lingkungan dimana ia berada. Karena senantiasa diperlakukan sebagai orang tak berdaya, seperti yang menjadi istilah di negara tetangga kita: ”Orang-orang tua tak berdaya”, memberikan handil terbesar dalam mendorong seseorang merasa menjadi tua.

Belum lagi niat baik dari anak cucu yang melarang dan memperlakukan orang tua/kakeknya seakan “barang rapuh”. “Jangan jalan jauh, ntar kecapaian” atau “nggak usah menyapu pekarangan, karena ada pembantu”. Pokoknya orang tua mau dikasih hidup enak. Makan, duduk, baca dan tidur. Akibatnya malah akan jadi boomerang, karena diperlakukan sebagai seorang manusia tak berdaya, maka sadar atau tidak, orang akan termakan oleh pikiran negatif ini dan menjadi sungguh sungguh seorang tua tak berdaya.

Langkah langkah Mempersiapkan Masa Tua

Kendati mengenai urusan umur ada di tangan Tuhan, tetapi sebagai manusia kita bertanggung jawab terhadap hidup kita, tidak hanya saat ini tetapi juga agar ke depan tetap menjadi manusia yang berguna bagi keluarga dan sesama. Setidak tidaknya minimal: ”jangan jadi beban”.

Tentunya kondisi ini tidak akan hadir dalam hidup secara serta merta. Perlu dipahami bahwa untuk mencapai sesuatu tujuan di dalam hidup, tak satupun yang bisa terjadi secara instant! Segala sesuatu perlu persiapan yang matang. Salah satu hal yang jangan pernah mengendap dalam hati kita adalah sebuah paradigma yang keliru: ”Saya sudah tua, wajar kalau anak cucu yang menjaga saya”.

Berbagi Pengalaman Hidup

Kalau bercerita tentang teori sangat mudah. Cukup buka google dan disana bertaburan beragam teori bagaimana menjadi manusia yang berguna sepanjang hayat. Lagi lagi kalau kita menyimak the wisdom words atau kata kata bijak: ”Experience is the best teacher”. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tetapi tidak dalam segala hal bisa diterapkan, karena kaum muda belum pernah mengalami masa tua. Maka jalan lain adalah dengan belajar dari pengalaman orang lain.

Bagi saya pribadi, hidup akan menjadi bermakna ketika kita mampu untuk berbagi. Dan pada saat ini yang dapat saya bagikan adalah sepotong pengalaman hidup. Walaupun tidak ada hal hal yang spektakuler dalam hidup saya, tapi setidaknya dapat menginspirasi dan memotivasi pembaca, untuk sedini mungkin mempersiapkan masa tua yang mandiri.

Biografi

Saya terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana atau dalam kata lain yang lebih tegas: “miskin”. Saya adalah anak ke 8 dari total 11 orang bersaudara. Sejak kecil saya tidak pernah melihat cahaya lampu listrik dirumah kami hingga saya masuk SMP. Hidup kami morat marit. Dalam kondisi inilah saya dibesarkan dengan penuh cinta kasih oleh kedua orang tua saya almarhum. Hingga keduanya meninggal, tanpa membebani kami anak anaknya.

Namun justru hidup yang keras dan pahit menjadikan kami manusia yang tangguh. Karena ditempa selama belasan tahun hidup dalam penderitaan. Kelak 3 orang dari antara kami menjadi pengusaha, termasuk salah satunya diri saya. Pengalaman pahit sewaktu masa kecil, remaja dan muda telah menggores dalam sebuah peringatan dalam hati dan jiwa saya: ”Anak-anak kami tidak boleh lagi menderita seperti saya. Dan kelak kalau saya menjadi tua, saya juga tidak ingin menjadi beban bagi anak cucu.

Pikiran inilah yang selalu menyemangati dan mendorong saya untuk selalu menjaga agar hidup sederhana dan senantiasa menjaga kesehatan lahir batin. Saya selalu membantah bila teman-teman sebaya saya mengatakan: ”Kita hidup santai saja lagi, biar anak-anak yang mengurusi kita.” Saya selalu menanamkan pada diri saya, bahwa saya ingin hidup mandiri.

Ternyata pikiran positif ini menjelma menjadi sebuah kekuatan dan memperteguh sikap mental. Sikap mental akan terwujud dalam pola hidup:
Selalu menjaga pikiran dan hati damai
Jangan ada dendam dan kebencian yang tersimpan
Setiap bangun pagi maka kalimat yang pertama saya ucapkan dalam hati adalah: "Puji syukur kepadaMu Tuhan, saya masih hidup”
Hidup sederhana
Tidak pernah mengambil /menahan hak orang lain
Memberikan perhatian dan bantuan sesuai kemampuan diri
Menghindar dari keluh kesah berkepanjangan
Olah raga secukupnya
Menjalani hidup dengan sukacita dan rasa syukur yang mendalam
Menjalani hobbi dengan penuh kegembiraan
And last but not least, yang terakhir tapi tidak kurang pentingnya, saya senantiasa menjalani hidup dengan antusias kendati sebagai manusia mustahil tanpa masalah.

Catatan:
Sejak 15 tahun belakangan ini penulis dan istri domisili di Australia. Setiap hari kami sudah memiliki jadwal tertentu dan tidak pernah duduk melamun dirumah. Saya dan istri menyetir sendiri dan bila ada kesempatan kami traveling berdua tanpa ikut tur. Tidak bermaksud pamer diri, saya dan istri bersyukur, salah satu impian kami sudah menjadi kenyataan, yakni: "mengunjungi 5 benua di dunia”.
Sebagai pengusaha (eksportir) saya sudah pensiun, tapi tetap bekerja dibidang sosial dan saat ini masih dipercayai oleh Departemen Kesehatan untuk kedua kalinya menjabat sebagai Ketua Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia. Hasil karya penulis berupa 10 judul buku sudah diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo Jakarta. Dan beberapa diantaranya dinyatakan sebagai best seller dan dicetak ulang hingga 15 kali. Pencapaian ini saya sampaikan jauh dari maksud pamer diri, hanya dalam upaya menyemangati agar kita semua berani untuk bermimpi, bekerja keras dan berdoa untuk menjadikan impian kita sebuah kenyataan.

Wollongong.17 Februari,2014
Tjiptadinata Effendi

1 comments:

Tjiptadinata Effendi said...

Terima kash tak terhingga, tulisan saya mendapatkan tempat terhormat disini, salam hangat dari new south wales

Post a Comment