Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, September 22, 2014

MENGAPA TUNGGAL?

Kelompok Imogiri pada Kamis 18 September 2014 berkumpul di rumah Ibu Semiyati untuk Jagongan Iman pertemuan kedua. Dari jam 16.00-18.00 sebanyak 24 orang (14 ibu dan 10 bapak) mendalami bagian Syahadat Iman Katolik yang berbunyi "Dan akan Yesus Kristus Putera-Nya yang tunggal Tuhan kita". Dalam langkah pertama para peserta diminta oleh Rama Bambang untuk membicarakan yang menjadi soal dan belum dimengerti berkaitan dengan rumusan itu. Dari pembicaraan kelompok-kelompok, ada beberapa soal:
  • Mengapa Yesus disebut Putra Dalem (Putra Allah)?
  • Mengapa disebut Pangeran (terjemahan Jawa dari kata Tuhan) yang dalam kehidupan masyarakat hanya untuk sebutan anak raja?
  • Mengapa disebut Putra Tunggal? Soal ini muncul karena dalam Perjanjian Lama orang-orang yang dekat Allah juga disebut anak Allah, dan juga para pengikut Kristus pun adalah anak-anak-Nya. Mengapa, karena ada banyak, Yesus disebut Putra Tunggal?
  • Apa ukuran percaya kepada Yesus?
  • Mengapa Yesus disebut Kristus?
1. Yang pokok Allah itu Penyelamat

Dengan merujuk ke Katekismus Gereja Katolik (KGK) 430 dan 431, diyakini bahwa Allah membebaskan. Pembebas adalah istilah lain dari Penebus, Penyelamat, dan Pengampun dosa. Dan ini terjadi dalam Yesus. Maka istilah Putra Tunggal untuk Yesus berarti satu-satunya pengantara karya penyelamatan dari Allah. Dari sini istilah tunggal, Tuhan (Pangeran) mendapatkan sumber penjelasan. 

430   "Yesus" dalam bahasa ibrani berarti "Allah membebaskan". Pada waktu menyampaikan pewartaan, malaikat Gabriel menamakan Dia Yesus, yang menandakan sekaligus Siapa Dia dan untuk apa Ia diutus. Karena tidak ada seorang pun dapat "mengampuni dosa selain Allah sendiri" (Mrk 2:7), maka Allah sendirilah yang "akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Mat 1:21) dalam Yesus, Putera-Nya yang abadi yang telah menjadi manusia. Jadi, dalam Yesus Allah menyimpulkan seluruh karya keselamatan-Nya untuk umat manusia.

431   Dalam sejarah keselamatan Allah tidak hanya membebaskan Israel dari "rumah perhambaan" (Ul 5:6), dengan menghantar mereka keluar dari Mesir. Ia juga membebaskan Israel dari dosanya. Karena dosa selalu merupakan penghinaan terhadap Tuhan, maka hanya Ia sendiri yang dapat mengampuni dosa. Karena itu, Israel yang makin sadar akan penyebarluasan dosa secara merata, hanya dapat menemukan keselamatan kalau ia menyerukan nama Allah Penebus.

2. Yesus adalah Kristus

Untuk soal ini diambil KGK 436. Dari sini Yesus, dengan pengurapan Roh, mendapatkan tiga tugas sebagai raja, imam, dan nabi.


436   "Kristus" adalah kata Yunani untuk ungkapan Ibrani "Mesias" yang berarti "terurapi". Ia menjadi nama bagi Yesus, karena Yesus secara sempurna memenuhi perutusan ilahi, yang dimaksudkan oleh gelar "Kristus". Karena, bangsa Israel mengurapi dalam nama Allah orang-orang yang ditahbiskan oleh Tuhan untuk perutusan tertentu. Itu terjadi pada para raja, pada para imam dan kadang-kadang pada para nabi. Terutama pengurapan itu terjadi pada Mesias yang akan diutus Tuhan untuk mendirikan Kerajaan-Nya secara definitif. Mesias harus diurapi oleh Roh Tuhan" sekaligus sebagai raja dan sebagai imam, tetapi juga sebagai nabi`. Yesus dalam tugas-Nya yang rangkap tiga sebagai imam, nabi, dan raja memenuhi harapan Israel akan Mesias.

3. Ukuran Percaya Pada Kristus

Terhadap soal ini yang harus diyakini adalah bahwa Yesus adalah wujud karya penyelamatan di tengah dunia, sehingga dia adalah Allah yang menjadi manusia (Yoh 1:1.14) dan tinggal ditengah-tengah kita. Dunia ditandai dengan adanya perkembangan situasi hidup dan budaya. Maka beriman selalu ada dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat. Yang menjadi pegangan adalah: Kitab Suci sebagai landasan rohani, tradisi dan pedoman Gereja, dan situasi kongkret sebagai tanda-tanda zaman.

0 comments:

Post a Comment