Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 16, 2014

Sabda Hidup

Rabu, 17 September 2014
Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Kor. 12:31 - 13:13; Mzm. 33:2-3,4-5,12,22; Luk. 7:31-35. BcO Est. 14:1-19

Lukas 7:31-35:
31 Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? 32 Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. 33 Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. 34 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. 35 Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

Renungan:
Kadang-kadang disadari atau tidak disadari seseorang menginginkan orang lain melayani atau minimal mengikuti apa yang dia inginkan. Ketika dia suka dia berharap orang lain ikut bersukaria. Ketika lagi sedih dan berduka ia menginginkan orang lain pun ikut merasakan kepedihan dan dukanya. Pada saat-saat seperti itu seringkali sensitivitas meningkat. Bila ada yang berlaku beda dianggap tidak solider dengan suasana hatinya.
Yesus menghadapi kelompok masyarakat semacam itu. Mereka mengecap diriNya sebagai "seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa" (Luk 7:34). Ketika Yohanes tampil lain mereka pun mengkritiknya, "ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan" (Luk 7:33). Segala yang berbeda dengan harapan dan kemauannya dicacat.
Marilah kita membangun kerelaan menerima mereka yang mungkin tidak sama dengan harapan dan keinginan kita. Malah kalau bisa membuka diri menemukan nilai-nilai yang ditawarkan dari perbedaan itu. Keterbukaan ini yang akan membantu kita meraih banyak kekayaan hidup.
 
Kontemplasi:
Hadirkan suatu pengalaman di mana dirimu lagi bersedih lalu datang seorang tetanggamu menceritakan kebahagiaan yang baru dia dapatkan.

Refleksi:
Apa yang kaurasakan dan kautemukan dari pengalaman kontemplasimu?

Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai sikap lapang dada menerima suasana yang berbeda dengan harapan dan keinginanku. Amin.

Perutusan:
Aku akan mencoba menangkap makna dari kejadian-kejadian yang berbeda dengan keinginan dan harapanku. 

0 comments:

Post a Comment