Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 23, 2015

Sabda Hidup

Selasa, 24 Februari  2015
Hari biasa Pekan I Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15. BcO Ul. 9:7-21,25-29

Matius 6:7-15:
6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
6:9. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." 


Renungan:
Kalau melihat awal dan penutup Injil hari ini saya menemukan 2 hal. Pertama Yesus mengajar cara berdoa yang tidak bertele-tele. Kedua kesediaan untuk mengampuni.
Berdoa adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah. Pada kesempatan itu perjumpaan manusia dengan Allah terjadi. Di sana kita sebagai manusia bisa menyampaikan segala sesuatu yang ada di hati kita. Namun Allah menghendaki kita tidak bertele-tele. Salah satu langkah doa kita diawali oleh sikap pengampunan. Ketika kita mampu mengampuni mereka yang bersalah pada saat itu sebenarnya kita telah melambungkan doa kita. Bersamaan dengan itu Allah pun menanggapi doa kita dengan mengampuni kesalahan kita.  Maka pengampunan bisa menjadi salah satu contoh doa yang tidak bertele-tele.
Ternyata mengampuni bukanlah hal mudah bagi semua orang. Hanya mereka yang percaya pada karya pengampunan Allah akan mudah mengampuni sesamanya.

Kontemplasi:
Bayangkan seseorang yang sulit kauampuni kesalahannya. Pandanglah dia. Mohonlah Tuhan mengalirkan kasih pengampunan kepadamu. 

Refleksi:
Apa halangan yang menghambatmu untuk mengampuni?

Doa:
Bapa, kuatkanlah hatiku untuk mengampuni yang bersalah kepadaku. Aku percaya pada pengampunanMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengampuni yang bersalah kepadaku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment