Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 24, 2015

Sabda Hidup

Rabu, 25 Februari  2015
Hari biasa Pekan I Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32. BcO Ul.10:12-11:7,26-28

Lukas 11:29-32:
29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"

Renungan:
Dalam beberapa waktu terakhir ini kita menyaksikan drama bangsa yang luar biasa. Pribadi-pribadi yang memegang tampuk pimpinan saling berkonflik. Masing-masing dengan kekuatannya men-tersangka-kan pihak lawan (kalau bisa dikatakan begitu). Mereka yang seharusnya bersinergi membawa perbaikan kehidupan bangsa malah menghadirkan api panas yang membuat bangsa makin penat dengan kewenangan yang dimiliki. Masyarakat bangsa menanti akhir babak drama ini. Semua terasa resah dan gelisah.
Ketika mereka yang berada dalam posisi kuasa berlaku begitu, bukan kedamaian, kesejahteraan dan kebaikan yang ditemui tetapi malah kekisruhan, kemiskinan dan kejahatan yang berkuasa. Tentu akan sulit menemukan babak akhir dari drama ini. Satu hal yang mungkin bisa menjadi jalan adalah pertobatan anak bangsa, khususnya para pemimpin kuasa. Pembalikan diri mereka menuju pada kebaikan dan juga ketakutan akan Allah akan memecahkan buntunya akhir drama bangsa ini. Maka marilah kita dengungkan pertobatan bangsa agar semua anak bangsa layak hidup dalam kerajaannya.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan kondisi masyarakat tanpa pertobatan. 

Refleksi:
Pertobatan apa yang akan kaubuat?

Doa:
Tuhan, semoga para pemimpin bangsa ini menyadari kesalahannya dan mengambil langkah pertobatan demi kebaikan bangsa ini. Amin.

Perutusan:
Aku akan bertobat.

0 comments:

Post a Comment