Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, February 10, 2015

SAUDARA-SAUDARI LANSIA - BERKAT BAGI YANG MUDA

dari http://wol.jw.org; ilustrasi dari koleksi Blog Domus


”Bahkan sampai aku tua dan beruban, oh, Allah, janganlah meninggalkan aku, sampai aku menceritakan tentang lenganmu kepada generasi itu, kepada semua orang yang akan datang, tentang keperkasaanmu.”—MAZMUR 71:18.

SEORANG penatua Kristen di Afrika Barat mengunjungi seorang saudara lansia terurap dan bertanya, ”Apa kabar, Broer?” Saudara itu menjawab, ”Saya bisa berlari, saya bisa berjingkrak, saya bisa melompat,” sambil berupaya memeragakan kata-katanya. ”Tapi,” lanjutnya, ”saya tidak bisa terbang.” Maksudnya tidak sulit dipahami. ’Apa yang sanggup saya lakukan, saya senang melakukannya, tetapi apa yang tidak sanggup saya lakukan, saya tidak melakukannya.’ Penatua itu kini berusia 80-an, dan ia masih mengingat rasa humor dan keloyalan saudara terurap tersebut.

2 Sifat-sifat saleh yang diperlihatkan seorang lansia dapat meninggalkan kesan yang bertahan lama. Tentu saja, usia saja tidak otomatis menghasilkan hikmat dan sifat-sifat seperti Kristus. (Pengkhotbah 4:13) Alkitab menyatakan, ”Uban di kepala adalah mahkota keindahan apabila didapati di jalan keadilbenaran.” (Amsal 16:31) Jika Saudara sudah lanjut usia, apakah Saudara menyadari betapa besar manfaat kata-kata dan tindakan Saudara bagi orang lain? Perhatikan beberapa contoh Alkitab yang memperlihatkan sejauh mana saudara-saudari lansia telah menjadi berkat nyata bagi orang-orang yang lebih muda.

Iman yang Pengaruhnya Berjangka Panjang

3 Iman dan keteguhan Nuh menghasilkan manfaat yang dirasakan bahkan sampai sekarang. Nuh berusia hampir 600 tahun sewaktu ia membangun bahtera, mengumpulkan binatang, dan mengabar kepada sesamanya. (Kejadian 7:6; 2 Petrus 2:5) Karena rasa takutnya yang saleh, Nuh beserta keluarganya selamat dari Air Bah dan menjadi nenek moyang semua orang yang hidup di bumi dewasa ini. Memang, pada zaman Nuh, jangka hidup manusia pada umumnya lebih panjang. Namun, bahkan ketika usianya sudah sangat lanjut, Nuh tetap setia, dan hal itu menghasilkan berkat yang luar biasa. Berkat apa?

4 Nuh berusia hampir 800 tahun ketika Nimrod mulai mendirikan Menara Babel yang bertentangan dengan perintah Yehuwa agar manusia ”memenuhi bumi”. (Kejadian 9:1; 11:1-9) Namun, Nuh tidak ikut-ikutan memberontak. Jadi, sewaktu para pemberontak itu dikacaukan bahasanya, kemungkinan besar Nuh tidak mengalami hal itu. Iman dan keteguhan Nuh, yang terlihat tidak hanya pada masa tuanya tetapi juga sepanjang kehidupannya yang panjang, benar-benar pantas ditiru oleh hamba-hamba Allah berapa pun usia mereka.—Ibrani 11:7

Pengaruh dalam Keluarga

5 Para lansia bisa mempengaruhi iman keluarganya dan hal ini dapat terlihat dari kehidupan para patriark setelah Nuh. Abraham berusia kira-kira 75 tahun sewaktu Allah berfirman kepadanya, ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapakmu ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu; aku akan membuat bangsa yang besar darimu, dan aku akan memberkati engkau serta membuat namamu besar; dan engkau akan menjadi berkat.”—Kejadian 12:1, 2.

6 Bayangkan seandainya Saudara disuruh meninggalkan rumah, sahabat, negeri kelahiran, dan keamanan dalam keluarga besar Saudara untuk pergi ke negeri yang tidak Saudara ketahui. Itulah persisnya yang diperintahkan kepada Abraham. Ia pergi ”tepat seperti yang Yehuwa sampaikan kepadanya”, dan selama sisa hidupnya, ia tinggal dalam kemah-kemah sebagai penduduk asing yang berpindah-pindah di negeri Kanaan. (Kejadian 12:4; Ibrani 11:8, 9) Meskipun Yehuwa telah berfirman bahwa Abraham akan menjadi ”bangsa yang besar”, ia meninggal lama sebelum keturunannya menjadi banyak. Sara, istrinya, hanya melahirkan satu putra, Ishak, dan itu pun setelah Abraham mengembara di tanah perjanjian selama 25 tahun. (Kejadian 21:2, 5) Namun, Abraham tidak menjadi letih lalu kembali ke kota asalnya. Benar-benar teladan iman dan ketekunan!

7 Ketekunan Abraham sangat berpengaruh atas putranya, Ishak, yang sepanjang hidupnya—180 tahun—menjadi penduduk asing di tanah Kanaan. Ketekunan Ishak didasarkan atas iman akan janji Allah, iman yang ditanamkan oleh orang tuanya yang lansia dan belakangan diperkukuh oleh firman Yehuwa sendiri kepadanya. (Kejadian 26:2-5) Keteguhan Ishak menjadi kunci penggenapan janji Yehuwa bahwa ”benih” untuk memberkati seluruh umat manusia akan datang melalui keluarga Abraham. Ratusan tahun kemudian, Yesus Kristus, bagian utama ”benih” itu, membuka jalan bagi semua orang yang memperlihatkan iman akan dia untuk dirukunkan kembali dengan Allah dan menikmati kehidupan abadi.—Galatia 3:16; Yohanes 3:16.

8 Selanjutnya, Ishak membantu putranya, Yakub, memupuk iman yang kuat yang menopangnya hingga usia senja. Yakub berusia 97 tahun ketika ia bergulat dengan malaikat sepanjang malam demi mendapatkan berkat. (Kejadian 32:24-28) Sebelum meninggal pada usia 147 tahun, Yakub mengumpulkan tenaga untuk memberkati ke-12 putranya satu per satu. (Kejadian 47:28) Kata-kata nubuat yang ia ucapkan, yang kini dicatat di Kejadian 49:1-28, terbukti benar dan masih mengalami penggenapan.

9 Jelaslah, hamba-hamba Allah yang lansia dan loyal dapat memberikan pengaruh positif atas anggota keluarganya. Petunjuk Alkitab yang dipadukan dengan nasihat bijaksana dan teladan ketekunan dapat sangat menentukan apakah seorang muda akan bertumbuh hingga memiliki iman yang kuat atau tidak. (Amsal 22:6) Saudara-saudari lansia hendaknya tidak sekali-kali meremehkan pengaruh mereka yang sangat bermanfaat bagi keluarga mereka.

Pengaruh atas Rekan-Rekan Seiman

10 Saudara-saudari lansia dapat juga menjadi pengaruh baik atas rekan-rekan seiman. Pada usia tuanya, putra Yakub, Yusuf, melakukan sebuah perbuatan iman yang sederhana tetapi pengaruhnya sangat besar atas jutaan penyembah sejati yang hidup setelah dia. Sewaktu berusia 110 tahun, ”ia memberi perintah mengenai tulang-tulangnya”, yakni, agar bangsa Israel membawa serta tulang-tulangnya sewaktu mereka akhirnya meninggalkan Mesir. (Ibrani 11:22; Kejadian 50:25) Perintah itu memberikan secercah harapan bagi Israel selama tahun-tahun perbudakan yang berat setelah kematian Yusuf, meyakinkan mereka bahwa pembebasan akan tiba.

11 Salah seorang yang dikuatkan oleh pernyataan iman Yusuf adalah Musa. Sewaktu berusia 80 tahun, Musa mendapat hak istimewa membawa tulang-tulang Yusuf keluar dari tanah Mesir. (Keluaran 13:19) Sekitar masa itu, ia berkenalan dengan Yosua, yang jauh lebih muda. Selama 40 tahun berikutnya, Yosua menjadi pelayan pribadi Musa. (Bilangan 11:28) Ia menemani Musa naik ke Gunung Sinai dan menunggu hingga Musa turun dari gunung sambil membawa kedua lempeng Kesaksian. (Keluaran 24:12-18; 32:15-17) Musa yang sudah lansia pastilah menjadi sumber nasihat dan hikmat yang matang bagi Yosua!

12 Selanjutnya, Yosua memberikan dorongan moril kepada bangsa Israel selama ia hidup. Hakim 2:7 memberi tahu kita, ”Bangsa itu terus melayani Yehuwa selama masa hidup Yosua dan selama masa hidup para tua-tua yang masih hidup setelah Yosua dan yang melihat semua pekerjaan besar Yehuwa yang dilakukannya bagi Israel.” Namun, setelah Yosua dan tua-tua lain meninggal, dimulailah periode pasang surut antara ibadat sejati dan ibadat palsu selama 300 tahun, hingga zaman nabi Samuel.

Samuel ”Menjalankan Keadilbenaran”

13 Alkitab tidak memberi tahu berapa usia Samuel ketika ia mati, tetapi peristiwa-peristiwa dalam buku Satu Samuel mencakup jangka waktu kira-kira 102 tahun, dan Samuel menyaksikan sebagian besar di antaranya. Di Ibrani 11:32, 33, kita membaca bahwa para hakim dan nabi yang lurus hati ”menjalankan keadilbenaran”. Ya, Samuel mempengaruhi beberapa rekan sezamannya sehingga mereka menghindari atau meninggalkan perbuatan salah. (1 Samuel 7:2-4) Caranya? Ia loyal kepada Yehuwa sepanjang hidupnya. (1 Samuel 12:2-5) Ia tidak takut memberikan nasihat yang tegas bahkan kepada raja. (1 Samuel 15:16-29) Selain itu, sekalipun ”sudah tua dan beruban”, Samuel membuktikan diri sebagai teladan dalam hal berdoa bagi orang lain. Ia menyatakan bahwa ’mustahil baginya untuk berdosa terhadap Yehuwa dengan tidak lagi berdoa’ demi kepentingan sesama orang Israel.—1 Samuel 12:2, 23.

14 Semua hal ini menonjolkan bagaimana saudara-saudari lansia dapat memberikan pengaruh baik atas sesama hamba Yehuwa. Meskipun mengalami keterbatasan karena kesehatan atau keadaan lain, saudara-saudari lansia dapat berdoa demi kepentingan orang lain. Saudara-Saudari lansia, apakah Saudara menyadari betapa bermanfaatnya doa Saudara bagi sidang? Karena iman Saudara akan darah Yesus yang dicurahkan, Saudara menikmati kedudukan yang diperkenan di hadapan Yehuwa, dan karena riwayat ketekunan Saudara, iman Saudara telah ’teruji mutunya’. (Yakobus 1:3; 1 Petrus 1:7) Jangan lupa: ”Permohonan orang yang adil-benar, bila itu sedang bekerja, besar kekuatannya.”—Yakobus 5:16.

15 Doa Saudara untuk mendukung pekerjaan Kerajaan Yehuwa dibutuhkan. Beberapa saudara kita dipenjarakan karena kenetralan Kristen mereka. Yang lain menjadi korban bencana alam, perang, dan pertikaian sipil. Yang lain lagi, boleh jadi di sidang kita sendiri, sedang menghadapi godaan atau tentangan. (Matius 10:35, 36) Mereka yang berada di garis depan dalam pekerjaan pengabaran dan yang mengawasi sidang juga membutuhkan doa-doa Saudara yang teratur demi kepentingan mereka. (Efesus 6:18, 19; Kolose 4:2, 3) Betapa bagusnya apabila Saudara menyebut rekan-rekan seiman dalam doa-doa Saudara, seperti yang dilakukan Epafras!—Kolose 4:12.

Mengajar Generasi yang Akan Datang

16 Pergaulan dengan orang-orang setia dari ”kawanan kecil”, yang memiliki panggilan surgawi, telah menyediakan pelatihan yang dibutuhkan bagi anggota ”domba-domba lain”, yang berharap hidup selama-lamanya di bumi. (Lukas 12:32; Yohanes 10:16) Hal ini dinubuatkan di Mazmur 71:18, yang berbunyi, ”Bahkan sampai aku tua dan beruban, oh, Allah, janganlah meninggalkan aku, sampai aku menceritakan tentang lenganmu kepada generasi itu, kepada semua orang yang akan datang, tentang keperkasaanmu.” Kaum terurap sangat ingin melatih rekan-rekan mereka, domba-domba lain, guna mengemban semakin banyak tanggung jawab sebelum meninggalkan mereka untuk dimuliakan bersama Yesus Kristus.

17 Secara prinsip, apa yang dikatakan Mazmur 71:18 tentang mengajar ”semua orang yang akan datang” dapat juga diterapkan atas para lansia di antara domba-domba lain, yang telah menerima petunjuk dari kaum terurap milik Allah. Yehuwa telah memberi saudara-saudari lansia ini hak istimewa memberikan kesaksian tentang Dia kepada orang-orang yang kini memeluk ibadat sejati. (Yoel 1:2, 3) Domba-domba lain merasa diberkati karena apa yang telah mereka pelajari dari kaum terurap dan merasa terdorong untuk menyampaikan pendidikan Alkitab mereka kepada lebih banyak orang lagi yang ingin melayani Yehuwa.—Penyingkapan 7:9, 10.

18 Hamba-hamba Yehuwa yang telah lansia, baik yang terurap maupun dari domba-domba lain, adalah mata rantai hidup ke berbagai peristiwa bersejarah yang penting. Masih ada beberapa saudara yang dahulu menonton tayangan awal ”Drama-Foto Penciptaan”. Beberapa saudara mengenal langsung saudara-saudara pengemban tanggung jawab yang dipenjarakan pada tahun 1918. Yang lainnya ikut serta dalam siaran di stasiun radio Menara Pengawal, WBBR. Banyak yang dapat menceritakan masa manakala kasus-kasus tentang kebebasan beragama Saksi-Saksi Yehuwa diperjuangkan di mahkamah agung. Yang lain lagi berdiri teguh demi ibadat sejati di bawah rezim-rezim diktator. Ya, saudara-saudari lansia dapat menceritakan bagaimana pemahaman kebenaran telah disingkapkan secara progresif. Alkitab menganjurkan kita untuk menarik manfaat dari sumber pengalaman yang berlimpah ini.—Ulangan 32:7.

19 Orang Kristen lansia didesak untuk menjadi teladan bagi mereka yang lebih muda. (Titus 2:2-4) Boleh jadi, sekarang Saudara tidak melihat pengaruh ketekunan, doa, dan nasihat Saudara atas orang lain. Nuh, Abraham, Yusuf, Musa, dan orang-orang lain tidak mungkin sepenuhnya mengetahui pengaruh kesetiaan mereka atas generasi yang akan datang. Namun, riwayat iman dan integritas mereka yang diwariskan kepada kita sangat besar pengaruhnya, begitu pula teladan Saudara.

20 Entah Saudara selamat melewati ”kesengsaraan besar” atau Saudara dihidupkan kembali melalui kebangkitan, betapa senangnya merasakan ”kehidupan yang sebenarnya” kelak! (Matius 24:21; 1 Timotius 6:19) Bayangkan masa selama Pemerintahan Seribu Tahun Kristus manakala Yehuwa akan memperbaiki dampak usia lanjut. Tubuh kita tidak lagi terus-menerus mengalami kemerosotan, tetapi setiap pagi, kita akan bangun dengan tubuh yang secara bertahap semakin baik—stamina lebih kuat, penglihatan lebih jelas, pendengaran lebih tajam, penampilan lebih muda! (Ayub 33:25; Yesaya 35:5, 6) Mereka yang diberkati untuk hidup dalam dunia baru Allah akan selalu muda dibandingkan dengan kekekalan yang akan dialami. (Yesaya 65:22) Oleh karena itu, semoga kita semua menjaga harapan kita teguh sampai ke akhir dan terus melayani Yehuwa dengan sepenuh jiwa. Kita dapat yakin bahwa Yehuwa akan menggenapi semua yang Ia janjikan dan bahwa apa yang bakal Ia lakukan akan jauh melebihi apa pun yang mungkin kita harapkan.—Mazmur 37:4; 145:16.

Apa Jawaban Saudara?

• Bagaimana keteguhan Nuh yang lansia menghasilkan berkat bagi seluruh umat manusia?
• Apa pengaruh iman para patriark atas keturunan mereka?
• Pada usia senja, bagaimana Yusuf, Musa, Yosua, dan Samuel menguatkan rekan-rekan seiman?
• Warisan apa yang dapat diteruskan oleh saudara-saudari lansia?

[Pertanyaan Pelajaran]

1, 2. Apa yang hendaknya disadari oleh hamba-hamba Allah yang lansia, dan apa yang akan kita bahas?
 3. Bagaimana kesetiaan Nuh bermanfaat bagi semua orang yang kini hidup?
 4. Bagaimana keteguhan Nuh bermanfaat bagi hamba-hamba Allah dewasa ini?
5, 6. (a) Sewaktu Abraham berusia 75 tahun, apa yang Yehuwa perintahkan kepadanya? (b) Bagaimana Abraham menanggapi perintah Allah?
 7. Apa pengaruh ketekunan Abraham atas putranya, Ishak, dan apa hasilnya bagi umat manusia?
 8. Bagaimana Yakub menunjukkan iman yang kuat, dan apa hasilnya?
 9. Bagaimana saudara-saudari lansia yang matang secara rohani dapat mempengaruhi keluarga mereka?
10. Apa ”perintah [Yusuf] mengenai tulang-tulangnya” dan apa pengaruhnya?
11. Kemungkinan besar, apa pengaruh Musa yang lansia atas Yosua?
12. Bagaimana Yosua terbukti memberikan pengaruh baik atas bangsa Israel sepanjang kehidupannya?
13. Apa yang Samuel lakukan untuk ”menjalankan keadilbenaran”?
14, 15. Bagaimana saudara-saudari lansia dewasa ini dapat meniru Samuel dalam hal berdoa?
16, 17. Apa yang dinubuatkan di Mazmur 71:18, dan bagaimana ayat ini telah menjadi kenyataan?
18, 19. (a) Informasi berharga apa yang dapat disampaikan oleh banyak hamba Yehuwa yang lansia? (b) Orang Kristen lansia dapat yakin akan apa?
20. Berkat apa saja yang menanti orang-orang yang menjaga harapannya teguh sampai ke akhir?

0 comments:

Post a Comment