Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 26, 2015

Sabda Hidup

Senin, 27 April  2015
St. Petrus Kanisius,
warna liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3; 43:3,4; Yoh. 10:1-10. BcO Why. 13:1-18

Yohanes 10:1-10:
10:1. "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
10:6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 


Renungan:
Aku tidak mempunyai pengalaman menggembalakan kambing. Namun kala kecil dulu aku pernah melihat orang menggembalakan kambing. Mereka menunggui kambing-kambing mereka yang merumput. Ketika kambing-kambing selesai merumput mereka pun pulang bersama dengan para gembalanya. Setiap kambing dan gembala saling hafal. Mereka semua ikut pada pemiliknya. Hal seperti itu juga terjadi pada penggembala bebek. Bebek-bebek itu pun mengenal tuannya dan mereka akan berbaris kembali ke kandangnya.
Dari ingatan itu saya merasakan bahwa gembala diingat (mungkin dipercaya) oleh kawanan gembalaannya. Gembala menuntun mereka ke pintu kandangnya. Kawanan itu pun menuruti apa yang diatur sang gembala. Mereka mengikuti arahannya menuju ladang maupun kandang.
Kita semua bisa menjadi gembala bagi lingkungan sekitar kita. Kita mengenali mereka dan mereka mengenali kita. Maka marilah kita dengan segala keberadaan kita menjadi gembala bagi sekitar kita.

Kontemplasi: 
Bayangkan dirimu menjadi seorang gembala.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menggembalakan kawanan yang dipercayakan padamu.

Doa:
Tuhan semoga aku bisa menuntun kawanan domba yang Kaupercayakan padaku menuju pintu kerajaanMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghidupi penggembalaanku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment