Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 7, 2015

Sabda Hidup

Rabu, 08 April  2015
HARI RABU
DALAM OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35 BcO 1Ptr. 2:11-25

Lukas 24:13-35:
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" 19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. 20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. 21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." 25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" 27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. 28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" 33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." 35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Renungan:
Ketika pemilu kita mengharapkan orang yang kita pilih bisa membawa perubahan dan semakin menyejahterakan masyarakat. Pada pundaknya harapan besar kita pikulkan. Namun setelah dia memimpin dan kita tidak segera melihat perubahan atau bahkan melihat fakta yang tampaknya semakin memberatkan kita segera merasa kecewa. Kita merasa salah memilihnya. Dan mata kita tertutup oleh rasa salah itu sehingga yang muncul adalah rasa salah memilihnya.
Para murid berharap Yesus akan menjadi pemimpin mereka. "Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel" (Luk 24:21). Tapi Ia malah mati di kayu salib. Mereka pun menjadi tidak tahu berharap pada siapa lagi. Mata mereka gelap dan tidak mampu melihat Yesus yang bangkit berada di hadapannya.
Ada banyak yang kita harapkan, namun sering berbeda dengan kebijakan yang diambil pemimpin. Mereka seringkali mengambil langkah dengan pertimbangan menyeluruh yang seringkali tidak selaras dengan keinginan kita. Marilah kita membuka mata hati kita untuk melihat secara menyeluruh apa yang terjadi dan tetap terbuka pada harapan akan kehidupan yang lebih baik. Ketika para murid membuka diri mereka pun sadar telah bertemu dengan Yesus yang telah bangkit dan mempunyai semangat lagi.

Kontemplasi: 
Baca Injil Luk. 24:13-35. Hadirkan kisah dari Injil itu dan bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menata harapan ketika menghadapi fakta yang berbeda.

Doa:
Tuhan semoga aku tetap mampu melihat harapan dariMu ketika fakta yang kualami terasa berbeda dan berat. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga harapanku di situasi seperti apa pun. -nasp-

0 comments:

Post a Comment