Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, April 9, 2015

Sabda Hidup

Jumat, 10 April  2015
HARI JUMAT
DALAM OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14 BcO 1Ptr. 3:18-4:11

Yohanes 21:1-14:
1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. 7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. 8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. 9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. 10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." 11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. 12 Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. 13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. 14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Renungan:
Umumnya nelayan melaut pada malam hari. Namun malam itu Petrus dan kawan-kawannya tidak berhasil menangkap ikan. Ketika siangnya mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa atas perintah Yesus. Mereka menebarkan jalanya dan menangkap banyak ikan.
Ada banyak jalan wajar yang biasa kita lalui dalam hidup ini. Namun kadang di jalan wajar itu hidup terasa hampa dan kosong. Pada saat-saat seperti itu kita diajak untuk berani mengambil langkah yang tak biasa. Memang mungkin langkah tak biasa itu terasa aneh dan mengherankan. Namun langkah tak biasa yang kita lakukan karena mendengarkan suara Tuhan akan menghasilkan banyak buah yang berlimpah. Maka dalam kehampaan kita perlu sungguh mengambil waktu untuk mendengarkan suara Tuhan dan bertindak selaras dengan kehendakNya.

Kontemplasi: 
Bayangkan kala seluruh hidupmu terasa sia-sia. Dengarkan suara Tuhan dan ikutilah.

Refleksi:
Apa yang perlu kaulakukan kala mengalami hampa?

Doa:
Bapa semoga aku tetap tajam mendengarkan kehendakMu di kala kuat maupun lemah. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengambil langkah tidak biasa selaras dengan petunjukNya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment