Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, May 18, 2018

Lamunan Pekan Paskah VII

Sabtu, 19 Mei 2018

Yohanes 21:20-25

21:20. Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada anggapan bahwa kemampuan menulis adalah bakat bawaan. Dipaksa seperti apapun, kalau tak berbakat, orang akan amat sangat kesulitan untuk menulis misalnya pengalamannya sendiri.
  • Tampaknya, ada anggapan spiritual bahwa kemampuan menulis adalah anugrah ilahi. Tanpa kurnia menulis orang tidak akan memiliki kebiasaan menulis dalam hidup hariannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tak dapat menulis dengan kata-kata indah dan bahkan kesulitan untuk membuat kalimat-kalimat benar, orang dapat memaksa dan membiasakan diri menuliskan apa yang dilihat dan didengar serta dipikir sehingga dapat ikut membuat dokumentasi kehidupan yang barangkali dapat ikut mendorong kemajuan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mampu mebiasakan diri untuk menulis untuk membuat sharing kehidupan.
Ah, tulisan yang tak indah tak akan ada yang membaca.

0 comments:

Post a Comment