Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, May 17, 2018

Percikan Nas Jumat, 18 Mei 2018

Yohanes I, Leonardus Murialdo, Willem Toulouse, Feliks dr Cantalice
warna liturgi Putih

Jumat, 18 Mei 2018

Bacaan-bacaan:
Kis. 25:13-21; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; Yoh. 21:15-19. BcO Kis. 28:1-14.
Nas Injil:
15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” 19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”
Percikan Nas
Tiga kali Yesus menanyai Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?”. Petrus pun menjawab, “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”Pada pertanyaan ketiga Petrus sempat terdiam. Hatinya sedih kenapa Tuhan menanyainya sampai tiga kali. Setelah jawaban ketiga Tuhan pun mantap memilih Petrus untuk mengikuti Dia. Tuhan memberikan gambaran kepada Petrus apa yang akan dialami saat menjadi pengikut Kristus.
Andai kita mendapat pertanyaan seperti Petrus mungkin kita pun merasakan perasaan hati Petrus. Bahkan mungkin ada yang marah kalau mendapat tiga kali pertanyaan yang sama. Tiga kali pertanyaan yang sama memang bisa membuat gundah. Namun bagi penanya hal tersebut akan menambah dan menguatkan keyakinan.
Walau gundah dan sedih kala mendapat pertanyaan seperti itu kita bisa belajar dari Petrus. Petrus tetap konsisten dengan jawabannya. Konsistensi Petrus tidak lepas dari sikap batinnya yang memang mencintai Tuhan. Maka kala mendapat pertanyaan yang sama kita pun perlu konsisten dalam menjawab. Konsistensi jawaban kita menggambarkan kedewasaan pilihan kita.
Doa:
Tuhan aku sungguh mencintai-Mu. Ijinkanlah aku untuk tinggal dalam kasih-Mu. Aku percaya dengan tinggal dalam kasih-Mu aku pun makin kuat dalam kepercayaan kepada-Mu. Semoga rahmat-Mu menetap dalam diriku dan aku mempunyai ketetapan hati kepada-Mu. Amin.
Konsistensi.
(goeng).

0 comments:

Post a Comment