Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, May 5, 2018

Percikan Nas Minggu, 06 Mei 2018

HARI MINGGU PASKAH VI,
warna liturgi Putih

Minggu, 06 Mei 2018

Bacaan-bacaan:
Kis. 10:25-26,34-35,44-48; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 1Yoh. 4:7-10; Yoh. 15:9-17. BcO Kis. 20:17-38.
Nas Injil:
9 “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Percikan Nas
Suatu kali ada tamu datang ke sekretariat. Kebetulan di sekretariat ada banyak orang. Setelah bersalaman dengan semua orang tamu itu mengajak keluar salah seorang yang sedang berada di sekretariat tersebut. Di kejauhan saya melihat mereka bercakap-cakap serius. Mungkin orang tersebut adalah orang yang layak diajak bercakap-cakap, mendengarkan info darinya atau mungkin juga sahabatnya.
Tuhan menyebut kita sahabat, bukan hamba. Alasannya, “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh 15:15). Sebutan sahabat karena Ia telah memberitahukan segala sesuatu yang telah Ia dengar dari Bapa. Sebagai sahabat kita layak mendapatkan sesuatu yang lebih daripada seorang hamba.
Dalam kehidupan sehari-hari kita pun mempunyai orang-orang tertentu yang mendengar dan mengetahui banyak informasi tentang kita. Orang-orang itu kita pandang dekat dan kita sebut sebagai sahabat. Pada mereka kita leluasa mencurahkan segala sesuatu. Tuhan menyebut kita juga sahabat. Kita pun leluasa mencurahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Mari kita terus berdekatan dengan Tuhan sahabat kita.
Doa:
Tuhan berkatilah sahabat-sahabat kami. Terima kasih Engkau telah memberikan orang yang bisa menjadi sahabatku. Semoga mereka selalu ada dalam perlindungan-Mu. Dan kamipun bisa menjaga persahabatan kami. Amin.
Sahabat.
(goeng).

0 comments:

Post a Comment