Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, November 24, 2017

Lamunan Pekan Biasa XXXIII

Sabtu, 25 November 2017

Lukas 20:27-40

20:27. Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
20:28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,
20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:32 Akhirnya perempuan itupun mati.
20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
20:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."
20:39. Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali."
20:40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, berkeluarga memang menjadi kehidupan pada umumnya orang. Dengan berkeluarga orang biasa mengharapkan hadirnya anak keturunan.
  • Tampaknya, anak keturunan dalam berkeluarga juga banyak dipandang sebagai kelangsungan hidup seseorang. Kalau tak ada anak keturunan hingga ajal, orang dapat beranggapan kehidupan selesai karena tiada yang melanjutkan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki amat banyak keturunan dari anak hingga cucunya cucu, itu semua hanyalah ungkapan kerinduan menggapai kebahagiaan yang sebenarnya akan terpenuhi tanpa sarana model-model kehidupan duniawi dalam kehidupan sejati karena kebersamaan kalbu dengan Tuhan yang sepenuhnya terjadi di keabadian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa hidup sejati sampai kapanpun ada dalam pergaulan intim dengan Tuhan di kedalaman batin.
Ah, kebahagiaan itu sungguh terjadi kalau orang memiliki harta yang memudahkan menggapai yang diinginkan.

0 comments:

Post a Comment