Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, November 9, 2017

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Jumat, 10 November 2017

Lukas 16:1-8

16:1. Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
16:2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
16:3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
16:4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
16:5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
16:6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
16:7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.
16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, sadar atau tidak sadar di dalam agama kerap muncul pandangan negatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK). IPTEK kadangkala ditunduh menjauhkan orang dari agama.
  • Tampaknya, penilaian negatif terhadap IPTEK didasarkan pada sikap orang yang amat mengagungkan kekuatan otak yang membuat orang sadar akan kekuatan dirinya sehingga berbahaya tidak memperhitungkan peranan Tuhan dalam hidup. Dengan daya ciptanya orang mampu sendiri mempertimbangkan realita kini dan membuat tindakan-tindakan untuk kesejahteraan masa depan. 
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi amat maju pesat sehingga dapat membuat orang lupa atau bahkan tidak memperhitungkan kehadiran daya ilahi dalam kehidupan kongkret, orang baik dan luhur tetap akan berguru bagaimana hidup dengan cerdas dalam ber-Tuhan sehingga keagamaannya tidak terjerat oleh kungkungan romantisme bentuk-bentuk tertentu yang ada di masa lampau. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati hidup keagamaannya dengan anugrah daya cipta, rasa, dan karsanya.
Ah, beragama itu ya ikut saja yang sudah biasa terjadi.

0 comments:

Post a Comment