Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, August 2, 2014

PASANG AC



Pada Sabtu 2 Agustus 2014 ada kesibukan khusus di Domus Pacis. Pasangan istri-suami Bu Ninik dan Pak Naryo datang  dan Rama Agoeng pun menerimanya sebagai pengurus sekaligus tuan rumah. Bersama Rama Bambang mereka duduk-duduk di depan kamar Rama Bambang. Mas Sapto, salah satu relawan masak, menyusul datang. Keluarga Bu Ninik sebagaimana Mas Sapto juga menjadi relawan masak. Tetapi Bu Ninik kerap ikut mengurus pembelian fasilitas untuk Domus Pacis seperti kursi-kursi untuk pertemuan.

Kehadiran Bu Ninik, Pak Naryo, dan Mas Sapto terjadi karena mereka mengawasi pemasangan AC (Air Condition) untuk 5 kamar Domus. Itu adalah kamar-kamar Rama Yadi, Rama Agoeng, Rama Tri Wahyono, Rama Harjaya, dan Rama Bambang. Untuk kamar-kamar Rama Jaka dan Rama Harto sudah ada lebih dahulu. Dos-dos paket AC sudah datang pada tanggal 30 Juli 2014. Recana pemasangan akan dilakukan pada hari berikutnya, yaitu 31 Juli. Tetapi rencana diundur pada tanggal 1 Agustus dan ini pun diundur lagi. Dan pada 2 Agustus barulah pemasangan terjadi.

Sebenarnya rencana pemasangan AC untuk 5 kamar ini berawal dari kelakar antara Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, dan Rama Bambang. Ketiga rama ini membicarakan kamar Rama Jaka dan Rama Harto yang ada ACnya pada saat makan. Ternyata Mas Heru, yang pada waktu itu menyuapi Rama Tri, bilang pada Rama Agoeng. Dan Rama Agoeng pun merespon dan memutuskan membeli AC dengan uang komunitas. Ketika AC di kamar Rama Bambang sudah terpasang, Pak Naryo berkata "Sekarang fen dapat disingkirkan, rama". Rama Bambang menjawab "Ya tidak, aku selalu merasa nikmat kalau ada kipas yang membelai-belai tubuhku" yang disambut Pak Naryo dengan tertawa. Rama Bambang teringat ketika opname sebulan di RS Panti Rapih. Sekalipun AC sudah membuat banyak orang merasa kedinginan di kamarnya, Rama Bambang tetap menggunakan fen untuk mengipasi tubuhnya.

0 comments:

Post a Comment