Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, August 16, 2014

Sabda Hidup

Minggu, 17 Agustus 2014
HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
warna liturgi Putih
Bacaan:
Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21 BcO Gal. 5:1-26

Matius 22:15-21:
15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Renungan:
Hari ini 17 Agustus 2014 kita merayakan kemerdekaan bangsa kita. 69 tahun bangsa ini berdiri di kakinya sendiri. Kita pantas berterimakasih pada para pahlawan dan bersyukur atas kemerdekaan dari penjajah yang telah diraih.
Perjuangan para pejuang dan pendiri bangsa ini diteruskan oleh anak cucu. Tahun demi tahun bangsa ini dibangun. Satu demi satu peristiwa mengikutinya dan membentuk jatidirinya. Semua anak bangsa terpanggil untuk membangun bangsa ini. Namun tidak jarang segelintir orang hanya mau mengambil untung dan meruntuhkan martabat bangsa dengan kerakusannya terhadap harta dan kuasa.
Pada peringatan kemerdekaan ini kita bisa berharap bangsa ini bebas dari ketamakan. Siapapun (pemerintah, legislatif, yudikatif, pengusaha, pelaku pendidikan sampai rakyat biasa) membebaskan diri dari ketamakan. Kita sebagai anak bangsa mulai memikirkan dan jalankan segala sesuatu yang bisa membuat negeri ini pantas dibanggakan. Maka marilah, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Mat 22:21).

Kontemplasi:
Bayangkan bangsa Indonesia diisi oleh orang-orang yang mau menyumbangkan dirinya untuk membangun bangsa.

Refleksi:
Apa yang telah kauberikan untuk membangun negeri ini?

Doa:
Tuhan, aku berdoa untuk negeriku, semoga negeriku Kaupandu dengan orang-orang pilihan yang mempunyai hati dan dedikasi. Amin.

Perutusan:
Marilah kita menyumbangkan sesuatu untuk negeri ini dan menyingkirkan ketamakan diri.

2 comments:

Unknown said...

Terima kasih sari Warta nya & Salam Merdeka 17

Domus Pacis Puren said...

Sama-sama, mas Putut

Post a Comment