Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 6, 2014

Sabda Hidup

Kamis, 07 Agustus 2014
Sistus, Kayetanus, Gaetano Thiene, Albertus dr Trapani, Agatangelus, Kasianus
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yer. 31:31-34; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mt. 16:13-23. BcO Yl. 3:9-21

Matius 16:13-23:
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. 21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." 23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Renungan:
Petrus mempunyai gambaran mesianitas yang berbeda dengan Yesus. Baginya Mesias adalah pribadi yang akan memimpin Israel dan menjadi raja dengan kejayaan. Sedangkan Yesus akan mengalami diri sebagai Mesias yang menderita sengsara dan mengalami penganiayaan. Dua gambaran yang sangat berbeda. Dan apa yang dikatakan Yesus mengagetkan Petrus.
Mungkin kita pun sering mempunyai gambaran terhadap sesuatu. Gambaran itu begitu indah dan menyenangkan. Namun gambaran indah itu sering berbeda dengan fakta yang kita hadapi. Seperti Petrus kita akan segera ingin mengingkari fakta yang jelas-jelas nyata dihadapi dan mengubahnya selaras dengan gambaran indah yang kita bangun. Namun bagaimanapun kita tidak akan bisa mengubah fakta tersebut. Kita mesti berani menyingkirkan iblis ilusi kita dan menjalani apa yang nyata ada dengan ketekunan dan keyakinan. Kala kita mampu melampaui fakta-fakta hidup kita, kita akan menemukan kegembiraan kebangkitan mesias yang bersengsara. Marilah kita jalani hidup ini dengan penuh ketekunan dan keyakinan, walau mungkin tidak selaras dg gambaran dan bayangan kita.

Kontemplasi:

Pejamkan matamu sejenak. Temukan fakta-fakta sejarah hidupmu yang mengantarmu pada gambaran perjuangan dan kebahagiaan.

Refleksi:
Tuliskan dinamika gambaran dan fakta yang mengalir dalam sejarah hidupmu.

Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai kekuatan menjalankan hidupku walau tak selaras dengan gambaranku Amin.

Perutusan:
Aku akan terus bergerak mengarungi sejarah hidupku.

0 comments:

Post a Comment