Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, September 19, 2018

Percikan Nas Kamis, 20 September 2018

Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon,  St. Paulus Chong Hasang dkk Korea
warna liturgi Merah

Bacaan-bacaan:
1Kor. 15:1-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,28; Luk. 7:36-50; BcO Est. 5:1-14; 7:1-10.

Nas Injil:
36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. 37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. 38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 40 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." 41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. 42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" 43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." 44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. 45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. 46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. 47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." 48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." 49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Percikan Nas:
Beberapa hari ini saya mengikuti Temu Unio Regio Jawa di Bogor. Tema pertemuan kali ini adalah “Potret Karya Pastoral Keuskupan Bogor Dalam Membangun Toleransi Di Tengah Pluralitas". Theme song pertemuan ini pun mengisahkan bagaimana yang berbeda dan tak sama berbagi berkat. Ada banyak pribadi dari berbagai agama memberikan suguhan penampilan dan pemikiran tentang toleransi di tengah pluralitas masyarakat Bogor.
Pergaulan dengan dan dalam keberagamaan mengikis rasa curiga dan meningkatkan rasa hormat satu sama lain. Cerita-cerita dari peserta pertemuan pun menegaskan pernyataan tersebut. Tuhan pun bergaul dengan banyak kelompok masyarakat. Ia mau mendatangi undangan orang Farisi. Pada saat yang sama Ia pun menerima perempuan berdosa yang mengungkapkan pertobatannya dengan mencuci dan meminyaki Yesus. Pada mereka yang tulus rahmat pengampunan pun diberikan Tuhan.
Ruang lingkup hidup kita tidak mungkin tanpa ada relasi. Relasi dalam kemajemukan adalah keniscayaan hidup kita. Perjumpaan yang dilandasi oleh semangat bersaudara melebur jenjang kecanggungan perbedaan. Ketika kita mulai bergaul kita pun akan makin merasa damai bersama dengan yang berbeda. Kiranya layak bagi kita untuk mencoba hadir di dalam komunitas masyarakat di sekitar kita. Bhinneka Tunggal Ika.

Doa:
Bapa Engkau mencipta kami dengan kekhasan kami. Setiap pribadi dan kelompok yang terbentuk dalam perjalanan sejarah menjadi daya yang khas bagi kehidupan bersama kami. Semoga kami bisa saling menerima dan menghormat perbedaan yang ada. Amin.

Bergaul dengan semua.

September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci"
(goeng).

0 comments:

Post a Comment