Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, September 26, 2018

Santo Vinsensius de Paul

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits: 10690 
Diterbitkan: 24 Agustus 2013 Diperbaharui: 22 September 2016
St.Vincent lahir pada tahun 1581 di Pouy provinsi Guyenne and Gascony Perancis, dari keluarga petani yang miskin. Ia memiliki empat orang saudara dan  dua orang saudari.  Pada usia muda ia sudah menunjukkan bakat dalam membaca dan menulis. Karena itu saat ia berusia 15 tahun, ayahnya mengirimkannya untuk bersekolah, untuk membiayai pendidikannya ayahnya menjual sapi milik keluarganya. 
Dia Belajar humaniora di Dax, Prancis dengan Cordeliers dan ia lulus dalam teologi di Toulouse. Dia ditahbiskan pada tahun 1600 pada usia sembilan belas tahun. Vincent tinggal di Toulouse sampai ia pindah di Marseille. Pada 1605, dalam perjalanan kembali dari Marseille, dia kapalnya dibajak dan ia ditangkap oleh bajak laut, yang kemudian membawanya ke Tunisia. Disana Pastor Vincent kemudian dijual sebagai budak. Ia hidup sebagai budak selama dua tahun. Pada akhirnya dia menjadi milik seorang Kristen murtad yang kemudian dengan dibantu oleh istri majikannya pastor Vincent beserta semua budak-budak dirumah itu dapat melarikan diri.
Vincent de Paul lolos tahun 1607. Setelah kembali ke Perancis, Paulus pergi ke Roma. Di sana ia melanjutkan studinya sampai 1609, ketika ia dikirim kembali ke Prancis.
Kembali ke Perancis pada awalnya, Vinsesius diberi jabatan penting sebagai guru anak-anak orang kaya, dan ia hidup dengan cukup nyaman. Hingga suatu hari, ia dipanggil untuk memberikan sakramen terakhir kepada seorang petani miskin yang sedang menghadapi ajal. Di hadapan banyak orang, petani tersebut menyatakan betapa buruknya pengakuan-pengakuan dosa yang ia buat di masa silam. Sekonyong-konyong Pastor Vinsensius sadar akan mendesaknya kebutuhan kaum miskin papa Perancis akan pertolongan rohani. Ketika ia mulai berkhotbah kepada mereka, orang berduyun-duyun datang untuk mengaku dosa. Pada akhirnya Pastor Vinsensius memutuskan untuk membentuk suatu kongregasi imam yang secara khusus bekerja di antara para fakir miskin (dikenal dengan nama Kongregasi Misi atau Vincentian, atau Lazarites / Lazarists / Lazarians).
Karya amal St.Vinsensius de Paul demikianlah banyak sehingga rasanya tidaklah mungkin bagi seseorang untuk melakukan segala hal yang telah ia lakukan. Ia memberikan perhatian kepada para narapidana yang bekerja pada kapal-kapal pelayaran.
Ia bersama dengan St. Louise de Marillac mendirikan Kongregasi Suster-suster Puteri Kasih, PK. Ia mendirikan rumah-rumah sakit serta wisma-wisma bagi anak-anak yatim piatu serta orang-orang lanjut usia. Ia mengumpulkan sejumlah besar uang untuk disumbangkan ke daerah-daerah miskin dan mengirimkan para misionaris ke berbagai negara.
Meskipun ia demikian murah hati, namun demikian, dengan rendah hati ia mengakui bahwa sifat dasarnya tidaklah demikian. “Jika bukan karena kasih karunia Tuhan, aku ini seorang yang keras, kasar serta mudah marah,” katanya. Vinsensius de Paul wafat di Paris pada tanggal 27 September 1660. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1737 oleh Paus Klemens XII.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment