Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 29, 2018

Percikan Nas Minggu, 30 September 2018

Hari Minggu Biasa XXVI
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Bil. 11:25-29; Mzm. 19:8,10,12-13,14; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48. BcO Ydt. 2:1-6; 3:6; 4:1-2,9-15.

Nas Injil:
38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." 42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.

Percikan Nas:
Dalam kancah perpolitikan kita sering mendengar istilah pendukung dan oposisi. Yang tergambar dalam wajah perpolitikan kita para pendukung akan mati-matian membela yang didukung. Salah atau benar akan dibenarkan. Sebaliknya oposan melihat salah benar yang dilakukan lawan adalah salah. Mereka akan berbahasa sangat luwes untuk membela kelompoknya. Kuncinya: aku yang bener, lawan yang salah. Maka walau lawan itu benar mesti disalahkan. Jangan sampai lawan menjadi kuat karena kebaikannya.
Tuhan Yesus dan nabi Musa mengingatkan para pengikut-Nya untuk tidak menghalangi orang-orang yang berbuat baik. Ketika Yohanes melaporkan ada orang yang bukan kelompoknya  mengusir setan dalam nama Tuhan, Tuhan mengatakan, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita” (Mrk 9:39-40).
Rasanya kita mesti fair dalam menilai sesuatu. Bila yang dilakukan itu baik dan benar semestinya kita pun mengapresiasi. Jangan sampai karena mau mengedepankan diri lalu tidak mau mengakui kebaikan sesama. Tidak ada orang yang berbuat baik sekaligus jahat. Perbuatan-perbuatan baik setiap orang, bahkan musuh kita, semestinya melekat sebagai yang baik dalam diri kita. Kita objektif dalam menilai sesuatu.

Doa:
Bapa semoga kami bisa menerima dan mengakui perbuatan dan kerja baik dari sesama kami, juga lawan kami. Bebaskanlah kami dari dorongan untuk selalu melihat dan mengutarakan yang jelek dari sesama dan lawan kami. Jernihkanlah hati nurani dan tutur kata kami. Amin.

Melihat secara objektif.

September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci"
(goeng).

0 comments:

Post a Comment