Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, June 7, 2013

MENGGEH-MENGGEH

Hari Kamis lalu, 6 Juni 2013, 40an orang ibu-ibu berkunjung di Domus Pacis. Mereka adalah anggota Wanita Katolik RI Wilayah Santo Antonius, Paroki Banyumanik, Kevikepan Semarang. Sekitar jam 10.00 mereka datang setelah, menurut Ibu Cicik sang ketua, dari Banyumanik jam 06.00 mengalami perjalanan yang lancar. Rama Yadi, Rama Harta, dan Rama Bambang dari Domus Pacis menyambutnya. Rama Tri Wahyono tidur di kamarnya. Rama Jaka memang harus menjaga fisik dalam iklim dingin dengan AC kamarnya. Rama Harjaya dilayani segalanya di kamar. Rama Agoeng sedang berada di Monte Carlo, Monaco.

Seperti biasa Rama Yadi membuka dengan menjelaskan sekilas tentang Domus Pacis dan penghuninya. Penjelasan Rama Yadi disusul dengan nyanyian E Dhayohe teka yang diikuti oleh ibu-ibu. Rama Harta menyusul mengucapkan selamat datang. Dari Banyumanik seorang ibu muda, yang kata ibu-ibu adalah penyiar radio, mengambil alih microphone menjadi MC. Sang MC mengajak doa bersama yang dipimpin salah seorang ibu dan kemudian diteruskan pidato yang berisi tujuan kunjungan oleh Ibu Cicik. Pengacara mengajak nyanyi bersama Mangga-mangga Sami Ndherek Gusti disusul lagu-lagu lain. Ternyata nyanyi-nyanyi bersama, yang diiringi dengan keyboard oleh Rama Bambang, membuat ibu-ibu amat bersemangat. Mereka berdiri dan berjoget, padahal mayoritas ibu-ibu sudah termasuk tua dan ada beberapa lanjut usia. Salah satu ibu yang kemudian bilang sudah berusia 74 tahu, Ibu Broto, tampak paling bersemangat. Beliau maju ke depan meminta microphone dan ikut bernyanyi dengan suara keras disertai gerak joget penuh semangat. Ketika nyanyi bersama selesai, Ibu Broto akan berbicara tetapi terhenti karena menggeh-menggeh (bernapas satu-satu karena kecapekan). Ibu-ibu dan para rama tertawa geli beberapa saat. Tetapi jeda karena tertawa atas Bu Broto yang menggeh-menggeh menjadikan beliau segar lagi. Bu Broto kemudian menyumbangkan dua nyanyian tanpa iringan, karena Rama Bambang tidak tahu lagunya. Ternyata suaranya memang masih jernih dan amat merdu. Kemudian ada wakil ibu-ibu menyerahkan oleh-oleh sembako dan uang sumbangan dalam amplop untuk kegiatan Komunitas Rama Domus Pacis. Sesudah doa penutup Rama Yadi memberikan berkat. Sesudah minum teh yang disediakan oleh Domus, rombongan ibu-ibu ini meneruskan ziarah ke Sumur Kitiran Mas di gereja Pakem.

0 comments:

Post a Comment