Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, June 4, 2013


Sabda Hidup
Rabu, 05 Juni 13
Peringatan Wajib St. Bonifasius
Warna Liturgi Merah
Bacaan
Tob. 3:1-11a,16-17a; Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9; Mrk. 12:18-27

Bacaan Injil Mrk. 12:18-27
18Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:19"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.20Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan.21Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga.22Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.23Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."24Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.25Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.26Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?27Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Renungan
Ketika seseorang atau suatu kelompok mempunyai pandangan atau ideologi yang saklek seringkali mengabaikan sumber utama keyakinannya. Mereka sering menabrak apa yang sebenarnya mereka ketahui yang tertulis dalam Kitab Suci. Tidak jarang pula Kitab Suci dipenjara untuk melegalkan pandangan ataupun ideologinya dan digunakan sebagai senjata untuk menghancurkan lawan-lawannya.
Orang Saduki tidak percaya pada kebangkitan. Mereka bukanlah orang yang tidak mengerti Kitab Suci. Mereka paham dan fasih. Namun karena fanatisme pada pandangan (mungkin ideologinya juga) mereka pun menabrak yang tertulis dalam KS (bc Mrk. 12:24-26).
Ketika kita jatuh pada keyakinan sempit bahwa pandangan kitalah yang paling benar, kita telah mengerdilkan diri kita sendiri dan mengingkari kenyataan kebenaran yang ada dalam diri orang lain. Aneka kekayaan gagasan, kebenaran akan terlewatkan dalam diri orang tersebut.

Kontemplasi
Duduklah..pejamkan matamu..hadirkan peristiwa saat dirimu berargumentasi dengan orang lain. Ingatlah sikapmu ketika argumen lawanmu lebih meyakinkan.

Refleksi
Apa yang akan kaulakukan pada orang yang fanatis dan sempit pandangannya dan keras ideologinya?

Doa
Yesus sudilah membuka hatiku agar mampu menerima orang lain yang lebih baik dariku. Amin.

Perutusan
Aku akan terbuka dan rendah hati mengakui yang benar.

0 comments:

Post a Comment