Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, June 8, 2013

SABDA HIDUP

Minggu, 09 Juni 13
Hari Minggu Biasa X
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
1Raj. 17:17-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Gal. 1:11-19; Luk. 7:11-17

Bacaan Injil Luk. 7:11-17
11Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.12Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.13Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"14Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"15Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.16Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."17Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

Renungan
Hidup sebagai seorang janda saja sudah tidak mudah apalagi kemudian ditinggal mati anaknya. Duka dan kepedihannya mungkin akan berlarut dan membutuhkan banyak waktu untuk memulihkan kembali.
Janda di Nain mendapati anaknya mati. Dalam tangisannya ia menghantar jenasah anaknya ke pemakaman. Tidak ada banyak kata yang bisa terucap. Yang terbayang adalah dia akan sendiri lagi. Suami sudah tidak ada. Anak meninggalkannya selama-lamanya. Kesepian akan selalu menghampirinya.
Kepedihan hati Janda itu ditangkap oleh Yesus. Yesus pun mendatangi yang bersedih dan mengubahnya menjadi tersenyum. Apa yang dilakukan Yesus memang sungguh luar biasa. Perubahan itu terjadi karena Ia menghidupkan kembali si anak yang mati. Andaikaan tidak ada mukjijat itu saya percaya kalau kehadiran dan perhatian Yesus sudah meneguhkan si janda malang itu. Kesendirian, bayangan kesepian dan kegelapan harapan sirna karena telah merasakan kepedulian dan perhatian Yesus. Mungkin kita tidak bisa menghidupkan orang mati, tetapi kita semua mempunyai rahmat yang cukup untuk menghidupkan harapan mereka yang berduka.

Kontemplasi
Pejamkan matamu. Rasakan aliran nafasmu. Ingatlah sahabat-sahabat yang hadir kala kau lagi berduka.

Refleksi
Apa yang kaulakukan kala lagi berduka dan kepada mereka yang lagi berduka?

Doa
Yesus, puji syukur atas hatiMu kepada janda yang ditinggal mati anakNya. KehadiranMu bukan hanya menghidupkan si pemuda tapi juga si janda dan orang-orang di sekitarnya. Amin.

Perutusan
Aku akan menyajikan kehidupan pada mereka yang berduka.

0 comments:

Post a Comment