Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 2, 2013


Sabda Hidup
Senin, 03Juni 2013
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga
Warna Liturgi Merah
Bacaan: Tob. 1:3; 2:1a-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12

Bacaan Injil Mrk. 12:1-12
1Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.2Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.3Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.4Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan.5Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.6Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.7Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.8Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.9Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.10Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:11hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."12Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia

Renungan
Dalam tradisi masyarakat kita kenal istilah (jawa) "ngindhung". "Ngindhung" menunjuk pada orang/keluarga yang tinggal di lingkungan rumah/pekarangan orang lain. Mereka itu diijinkan oleh pemilik tanah untuk tinggal di pekarangannya, bahkan dibangunkan tempat tinggal dan tinggal di situ secara gratis. Biasanya ijin diberikan karena sudah menganggapnya seperti saudara sendiri, karena belas kasih atau alasan lainnya.
Belaskasih dan perlakuan sebagai saudara ini seringkali terganggu kala keluarga pemilik tanah berbagi warisan. Seringkali mereka yang "ngindhung" itu malah menimbulkan masalah. Mereka tidak mau pergi dari tempat itu. Mereka merasa bahwa tanah itu sudah menjadi haknya atau juga merasa bahwa dia sudah mendapatkan keistimewaan tersebut selama-lamanya. Tidak jarang pemilik tanah harus memberikan pesangon yang tidak sedikit agar orang/keluarga itu mau pergi.
Di Injil pun dikisahkan bagaimana para pekerja mau meng-hak-i kebun anggur garapannya. Mereka membunuh semua utusan pemilik kebun itu termasuk anak pemilik kebun.
Kadang orang tidak mudah bersyukur atas rejeki yang telah diterima. Satu rahmat diterima nafsunya untuk memiliki yang lain menagih. Ketika tidak mendapat apa yang diinginkan jadi marah, mengumpat bahkan tega menyengsarakan semua yang telah berbuat baik padanya. Pada mereka yang mampu bersyukur mereka akan berterimakasih pada kebaikan-kebaikan yang telah diterima dan menghormati hak orang lain.

Kontemplasi
Pejamkan matamu dan bayangkan kisah di Injil Mrk. 12:1-12. Bayangkan dirimu sebagai pemilik kebun itu.

Refleksi
Hal-hal apa yang kaulakukan untuk mengantisipasi konflik perebutan harta terjadi?

Doa
Tuhan, bantulah aku menjadi orang yang mampu memilah mana yang seharusnya diberikan kepadaMu, kepada sesama dan kepada diriku sendiri. Amin.

Perutusan
Aku akan menghargai hak milik orang lain dan tidak menginginkannya secara tidak adil.

0 comments:

Post a Comment