Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 21, 2017

Gembira Bersaudara


Ketika itu hari Senin 18 September 2017 hampir jam 10.00. Ketika sedang mengepel lantai kamar Rm. Bambang, Pak Tukiran berkata "Nika kanca-kanca ajeng bareng-bareng nata kembang" (Teman-teman akan mengajak bersama-sama menata bunga). "Kembang sing teng njawi, napa?" (Apakah bunga-bunga yang ada di luar?) tanya Rm. Bambang yang langsung mendapatkan jawaban "Taman nglebet" (Yang ada di taman dalam). Beberapa saat kemudian, ketika Pak Tukiran sudah meninggalkan kamar Rm. Bambang, terdengar suara-suara meriah penuh sendau gurau. Mas Abas, Pak Tukiran, Mas Winarto, dan Mbak Tri terlibat bersama menata bunga-bunga. Tentu saja mereka juga membersihkan taman di dalam bangunan induk Domus Pacis dari daun-daun yang berguguran.

Tampaknya usaha penataan mereka cukup sederhana dan tidak spektakuler. Akan tetapi suasana persaudaraan antar mereka sungguh menyentuh hati. Sebenarnya jumlah karyawan sungguh terasa kurang dengan mundurnya suami-istri Heru-Tari. Ketika Bu Tari mundur, suasana kerja tidak begitu terasa ada kekurangan. Tetapi perginya Pak Heru membuat urusan kebun jadi tertinggal. Untunglah Pak Tukiran dan Mas Abas sering menyempatkan diri entah menyapu entah menyirami bagian luar Domus Pacis. Pada saat ini Rm. Bambang memang sedang menghubungi sana-sini untuk mendapatkan dua tenaga laki-laki yang bersedia kerja serabutan di Domus Pacis.

Mbak Tri dan Mbak Pipit (pramurukti untuk malam) serta Mas Winarto sebagai pramurukti memang memusatkan perhatian pada Rm. Tri Wahyono dan Rm. Rio Winarto. Pada saat ini pekerjaan-pekerjaan lain termasuk mengurus Rm. Harto dan Rm. Gito terutama jadi tanggungan Pak Tukiran dan Mas Abas. Memang, satu hal yang amat mencolok adalah makin eratnya hubungan personal persaudaraan antar para karyawan. Di saat istirahat siang mereka biasa berkumpul penuh celotehan di ruang karyawan. Pada malam hari suasana kumpul duduk-duduk terjadi di tempat duduk depan kamar Rm. Tri Wahyono. Mereka dapat mengalami gembira bersaudara.

0 comments:

Post a Comment