Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, September 17, 2017

Membangun Kedalaman Hidup Beragama Melalui Olah Batin

Oleh Aloys Budi Purnomo 17 Sep. 2017 

Hampir sepuluh tahun berlalu, sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Kom HAK KAS), saya melayani dan mendampingi Komunitas Temu Kebatinan (Tebat) Katolik. Hampir satu dekade itu, banyak hal saya lalui, renungkan, timba, dan pelajari dari berbagai tokoh lintas agama dalam rangka mengolah keheningan batin untuk mencermati tema-tema tertentu.

Sejak Mei 2008 hingga September 2017, kami sudah menghadirkan berbagai nara sumber mulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sinuhun Tejowulan, Mas Gunritno, Kiai Budi Harjono, Gus Nuril, Bante Suryanadi, dan masih banyak tokoh agama juga para imam dan rohaniwan serta Uskup. Selama dua puluh satu tahun terakhir, Komunitas Tebat Katolik sudah menyelenggarakan tiga puluh dua kali pertemuan. Pada September 2017 ini, tepatnya Sabtu-Minggu (16-17/9) kami selenggarakan Tebat Katolik XXXII.

Ada yang istimewa dalam Tebat XXXII ini. Tebat XXXII ini secara mandiri Kom HAK Kevikepan Semarang menjadi Panitia Penyelenggara. Dengan demikian, ini merupakan Tebat Katolik I Tingkat Kevikepan Semarang. Selama ini, Kevikepan-Kevikepan di KAS yang sudah secara mandiri menyelenggarakan Tebat Katolik adalah Kevikepan Surakarta dan Kevikepan Yogyakarta. Kali ini, Kevikepan Semarang menyelenggarakannya. Syukur kepada Allah dan Puji Tuhan.

Saya bersama Gus Nuril dalam Tebat Kom HAK KAS XXXI. Sumber: Dok. pribadi
Pada kesempatan ini, Rm. Maximilianus Marciano Rukmito Suardi, ErDio menjadi narasumber utama bersama Hertoto Basuki dari Komunitas Budi Luhur. Mereka mengajak para peserta untuk menggugat jatidiri agama dengan membangun kedalaman hidup beragama melalui olah batin. Caranya, dengan mengembangkan meditasi dan kontemplasi untuk membawa dunia dengan segala karut marutnya ke dalam doa dan penyerahan kepada Allah Yang Maha Esa.

Kita semua menyadari betapa situasi dan kenyataan dunia dewasa ini amat memprihatinkan. Kejahatan dan kuasa dosa menguasa kehidupan dunia. Karenanya, dibutuhkan revolusi mental untuk membawa dunia ini kepada kebaikan. Untuk menyelamatkan dunia dewasa ini dari kehancuran dan kemerosotan moral, dibutuhkan kontemplasi dan mistisisme, yakni kesadaran batin sebagai sumber pembaruan hidup ke arah lebih baik.

Terima kasih Romo Tirta, Romo Didik dan seluruh panitia yang berkenan menyelenggarakan Tebat Katolik XXXII Kom HAK KAS sebagai Tebat Katolik I Kom HAK Kevikepan Semarang. Semoga terus berkembang dalam mengolah keheningan batin demi kian membangun peradaban kasih bagi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agama dan kepercayaan kita.***

0 comments:

Post a Comment