Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 16, 2017

Mari Belajar Mengampuni Tanpa Batas, Terus-Menerus!

16 Sep. 2017

Aloys Budi Purnomo
 
Hal yang sangat dekat dalam kehidupan kita adalah panggilan untuk mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Namun, kita menyadari, betapa sulitnya mengampuni itu. Oleh sebab itu, marilah kita belajar mengampuni tanpa batas, terus-menerus, tanpa berhenti. Menurut ajaran Sang Guru Kerahiman dan Belas Kasih, kita seharusnya mampu mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali (Mateus 18:21-35).

Apa artinya mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali? Mengapuni tujuh puluh kali tujuh kali berarti mengampuni terus-menerus dan tiada pernah berhenti terhadap orang lain yang bahkan melukai dan menyakiti hati dan hidup kita. Ini sebuah tantangan rohani yang bermanfaat bagi jiwa dan kehidupan kita.

Memang kita menyadari, betapa tidak mudah untuk mengampuni. Mengampuni itu sulit dan berat. Mengampuni itu tidak mudah. Namun sesungguhnya, dengan belajar mengampuni tanpa batas dan terus-menerus, kita justru dibebaskan dari belenggu balas dendam dan sakit hati yang mencekik kita. Saat kita gagal untuk mengampuni, kita membelenggukan diri kita kepada kekuatan kejahatan. Akibatnya, kita tidak akan mampu bergerak maju.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa mengampuni tanpa batas, terus-menerus? Dalam permenungan saya, ada lima hal yang harus kita sadari untuk belajar mengampuni terus-menerus dan tanpa batas. Itulah yang harus kita usahan pula terus-menerus agar kita mampu mengampuni tanpa batas.

Ketika aku belajar mohon ampun dan saling mengampuni. Sumber: Dok. pribadi
Inilah kelima hal itu. Pertama, kita mohon rahmat agar Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Rahim menganugerahkan kerelaan kepada kita untuk bisa mengampuni. Kedua, kita harus menyadari bahwa diri kita pun sesungguhnya rapuh dan lemah yang juga membutuhkan pengampunan terus-menerus. Ketiga, kita tak hanya harus mengampuni orang lain tanpa batas, sebab kita sendiri harus siap pula memohon pengampunan tujuh puluh kali tujuh kali pula kepada sesama kita. Keempat, sadarilah, bahwa orang yang tidak bisa mengampuni tanpa batas, biasanya juga tidak memiliki kerendahan hati untuk memohon pengampunan kepada orang lain, bahkan kepada Tuhan. Kelima, menyadari bahwa mengampuni dan diampuni itu sebuah kebutuhan harian, sama seperti kebutuhan kita menerima rejeki setiap hari.

Karenanya, marilah kita belajar mengampuni tanpa batas, terus-menerus. Meski mengampuni itu sulit dan berat, namun dengan bantuan rahmat kasih dan kerahiman Tuhan, pastilah kita dimampukan untuk melakukannya. Mengampuni itu merupakan sebentuk kemurahan hati yang indah dan elok. Saat kita mampu mengampuni kita segera akan mengalami kesembuhan dalam kehidupan kita dan kita pun mendapat rahmat pengampunan yang melegakan dan membebaskan kita dari belenggu kejahatan. Semoga kita bisa mengampuni terus-menerus, tanpa batas dan hidup kita akan dilimpahi rahmat dan berkat, kesehatan, kegembiraan dan kesejahteraan.***

Gambar Sampul: Ketika aku mohon ampun dan saling mengampuni. Sumber: Dok. pribadi.

0 comments:

Post a Comment