Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 5, 2017

Perpisahan Dengan Nonton Bareng


Sore itu, Sabtu 2 September 2017, ada dua acara terjadi di Domus Pacis. Yang pertama adalah pemberkatan kapel dengan misa yang dimulai pada jam 16.30 di kapel baru dalam rumah induk. Yang kedua adalah perpisahan dengan Rm. Agoeng yang dimulai pada jam 18.00 di Ruang Barnabas, ruang serba guna utara rumah induk. Pada waktu para tamu pemberkatan kapel masih menikmati makan bersama, undangan perpisahan dengan Rm. Agoeng sudah mulai datang. Perpisahan ini diselenggarakan bersama oleh Kantor Komsos KAS dan Komunitas Rama Domus Pacis. Yang hadir dalam perpisahan ini adalah jaringan Komsos KAS, umat Lingkungan St. Fransiskus Asisi Puren, umat Lingkungan St. Fransiskus Xaverius Ambarrukmo, para pendukung film Di Mataku dari Jeruk Agung, dan beberapa relawan-relawati Domus Pacis. Ketika para tamu berdatangan, mereka diajak untuk menikmati snak dan minuman yang sudah disediakan. Untuk acara perpisahan dengan Rm. Agoeng, Pak Martinus dari Komsos KAS meminta Rm. Bambang untuk jadi pembawa acara.

Acara dimulai pada jam 18.15. Rm. Bambang sedikit memaparkan bahwa Rm. Agoeng akan pindah ke Paroki Wates untuk menjadi Pastor Kepala. Beliau diminta oleh Pimpinan Keuskupan untuk berada di Wates mendampingi umat dalam mengembangkan diri sebagai kaum beriman di tengah iklim global karena akan adanya Bandara Internasional. Kemudian Rm. Bambang meminta Rm. Agoeng untuk tampil berbicara. Belau memberi informasi bahwa sesuai dengan SK Keuskupan, Rm. Agoeng pindah ke Wates pada tanggal 15 September 2017. Ketika ada yang bertanya "Apakah kita tidak bisa mendesak Keuskupan untuk membatalkan SK tersebut?", Rm. Bambang menerobos dengan kata-karta "Kalau ini saya yang harus menjawab." Suasana jadi berisi gurauan karena Rm. Bambang bilang bahwa iklim menahan Rm. Agoeng agar tidak pindah justru datang dari ibu-ibu. Rm. Agoeng ketika diminta komentar terhadap pertanyaan itu hanya menjawab "Saya taat pada Keuskupan." Karena dalam acara perpisahan akan diputarkan film Di Mataku (Kisah Yesus dari sudut pandang Bunda Maria), para pendukung film berfoto bersama Rm. Agoeng. Selama nonton bareng film, para tamu mendapatkan sajian santapan yang diedarkan para pramu saji dari catering.

1 comments:

Anonymous said...

Selamat berkarya diladang baru romo agoeng...keep in touch

Post a Comment