Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 18, 2018

Lingkungan Tosadu


Rombongan tamu biasa mengadakan janjian kapan dan jam berapa akan tiba di Domus Pacis pada saat berkunjung. Rombongan tamu juga biasa akan datang tidak tepat waktu. Mereka biasa datang 30 menit ke atas sesudah jam yang dijanjikan. Tetapi untuk Lingkungan Agustinus Tosadu, Paroki Wedi, ketidaktepatan waktu terjadi secara lain. Mereka, yang berjumlah lebih dari 50 orang, telah berjanji akan datang pada jam 09.00 pada Minggu 14 Januari 2018. Tetapi ketika jam belum sampai angka 08.00, seorang ibu sudah telepon ke Rm. Bambang "Rama, niki pun perjalanan lan meh dugi" (Rama, kami sudah perjalanan dan hampir sampai). Dan memang, mereka tiba di Domus Pacis sebelum jam 09.00 sekalipun mereka sudah mengalami kesulitan menemukan jalan untuk sampai Domus Pacis.

Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Rm. Ria, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang menyambut para tamu tersebut di aula dalam. Mas Handoko sudah menyiapkan soundsystem. Ketua Lingkungan menyampaikan kata-kata yang berisi maksud tujuan mereka berkunjung. Para tamu ini, sesudah di Domus Pacis akan melanjutkan ziarah di Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran. Katanya, bila dimungkinkan mereka masih akan ke Pantai Parangtritis. Meskipun demikian, mereka ternyata tidak tergesa-gesa meninggalkan Domus Pacis. Sesudah memperkenalkan secara singkat tentang rumah tua Domus Pacis dan para penghuninya, Rm. Bambang membuka kesempatan bagi para tamu untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan sesudah masuk Domus Pacis.

"Rama, wonten dalem mriki, menapa kemawon ingkang dipun tindakaken para rama ing sadinten-dinten?" (Rama, di rumah ini, apa saja yang dilakukan oleh para rama dalam kehidupan harian). Secara bergantian para rama menyampaikan jawaban. Pada umumnya para rama menyampaikan bahwa acara bersama hanya terjadi pada misa harian dan tiga kali makan (pagi, siang, sore). Rm. Tri Hartono juga mengetengahkan kegiatan doa dalam kamarnya. Sedang Rm. Harto berceritera tentang orang-orang yang datang untuk minta doa dan atau konsultasi. Rm. Harto juga mensharingkan yang dilakukan dalam mendampingi Legio Maria seminggu sekali dan calon baptis. Karena beberapa tamu yang sudah lansia berkata tentang pernah ikut acara Minggu Pertama, Rm. Bambang berbicara tentang Novena Domus yang terjadi pada Minggu Pertama bulan Maret-November. Tentu saja pendampingan pendalaman Katekismus Gereja Katolik dalam program Jagongan Iman juga diceriterakan. Yang jelas suasana pertemuan sungguh amat membuat ceria dan gelak tawa pun kerap terjadi karena banyolan-banyolan yang kerap muncul. Beberapa orang mengungkapkan bahwa pada mulanya merasa terharu melihat kondisi para rama yang sudah tidak seperti dulu. Tetapi sesudah omong-omong, banyak yang terharu karena melihat semangat jiwani yang tetap segar dan dapat mengisi hidup harian. Pada jam 11.00 para tamu meninggalkan Domus sesudah foto-foto bersama. Rm. Tri Wahyono juga diikutkan foto bersama.

0 comments:

Post a Comment