Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 9, 2018

Paguyuban Jagongan Iman Pringgolayan


"Para rama, kami adalah paguyuban jagongan iman yang baru saja menyelesaian putan kedua ...." kata-kata Pak Sungkono ketika membuka pertemuan kunjungan kelompok umat Paroki Administratif Pringgolayan yang biasa ikut kumpulan lansia memperdalam ajaran agama dengan rujukan Katekismus Gereja Katolik. Di hadapan lima rama Domus Pacis (Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Rio, Rm. Tri Hartono, dan Rm. Bambang) Pak Sungkono memaparkan bahwa dalam putaran pertama mereka mempelajari kembali "Syahadat Katolik" dan kemudian "10 Perintah Allah" di putaran kedua. Pak Sungkono juga meminta kata-kata para rama untuk kelompok ini. Rm. Bambang yang menjadi pemandu memberi kesempatan kepada para rama yang ada. Yang memberikan kata-kata nasihat adalah Rm. Yadi yang diteruskan oleh Rm. Ria dan terakhir oleh Rm. Harto. Dari kata-kata ketiga rama diperoleh wawasan bahwa sekalipun sudah usia lanjut orang harus selalu menyegarkan iman dengan mau selalu belajar-dan belajar kembali.

Itu adalah sesi pertama acara kunjungan para anggota Jagongan Iman di Paroki Administratif Pringgolayan pada hari Jumat 5 Januari 2018. Mereka masuk Domus Pacis pada sekitar jam 09.00 pagi dan langsung menikmati minum dan snak yang disajikan oleh Bu Rini dan para karyawan Domus. Kunjungan ini berlangsung dengan dua sesi acara. Yang pertama adalah pertemuan dengan para rama Domus di ruang pertemuan dalam rumah induk Domus Pacis. Sedang yang kedua adalah misa di Kapel Santo Barnabas, yang juga ada di dalam Domus. Misa dipimpin oleh Rm. Bambang. Pasangan suami-istri Sungkono memilih dan memimpin nyanyian-nyanyian. Bu Dyah bertindak sebagai lektor. Di dalam homili Rm. Bambang memfokuskan diri pada sosok Natanael yang dikisahkan dalam Injil Yohanes 1:43-51. Natanael ternyata memiliki kebiasaan menyendiri dan merenung. Maka sekalipun sering tidak mudah menerima informasi kebaikan dari orang lain, dia tetap mau ikut datang melihat kenyataan. Bagi kaum lansia, yang sudah banyak mengalami kesendirian sekalipun serumah dengan anak cucu, mengembangkan sikap hening diri akan sungguh mempererat hubungan dengan Tuhan. Dari sini orang akan sungguh mampu menyaksikan dan mengalami karya-karya surgawi di tengah kehidupan duniawi sebagaimana dikatakan oleh Kristus "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:51). Seusai misa para tamu langsung makan siang dengan masakan yang disiapkan oleh Bu Tatik cs.

0 comments:

Post a Comment