Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, September 11, 2019

Rm. Utomo Kaya Koboi


Sekarang bicara tentang sosok Rm. Gregorius Utomo, Pr. Sebagai imam beliau lebih muda dari Rm. Jayasewaya yang kini tinggal di Domus Pacis Puren. Kalau Rm. Jaya sudah 57 tahun menjadi imam, Rm. Utomo lebih muda setahun karena ditahbiskan pada 2 Juli 1963 di Kotabaru. Tetapi dalam usia kelahiran Rm. Utomo lebih tua dari Rm. Jaya kini berusia 85 tahun. Rm. Utomo lahir pada tanggal 17 Februari 1929 sehingga kini sudah berusia 90 tahun. Pada usia yang amat tua ternyata Rm. Utomo masih dengan enak pergi ke sana-sini bahkan ke luar negri. Beliau tinggal di Ganjuran. Bagi Komunitas Domus Pacis Puren Rm. Utomo mempunyai perhatian yang amat besar. Beliau kerap datang membawa berbagai macam makanan baik menu santapan maupun snak. Beliau mempunyai relasi-relasi dengan orang-orang yang amat memperhatikannya. Tetapi para relasi itu diajak pula untuk ikut memperhatikan para rama Domus.

Sebetulnya Rm. Utomo kerap mengajak penghuni Domus Pacis untuk makan luar. Akhirnya keinginan beliau terpenuhi. Salah satu relasinya yang bernama Ibu Meliana mengajak para Domus Pacis Puren makan luar. Sebenarnya para rama akan diajak makan di salah satu restoran hotel. Tetapi pihak Domus Pacis memilih di Restoran Bale Rasa, Jalan Kaliurang. Itulah mengapa pada Jumat 6 September 2019 semua rama Domus dengan karyawan dan pramurukti makan sore tidak di Domus. Mas Handoko, Bu Rini, Tian, da Rachel juga ikut karena mengurus transportasi. Bukankah dengan 7 rama harus membawa 7 kursi roda? Sesudah makan seperti biasa Rm. Utomo dengan kemampuan para normalnya mengecek kondisi tubuh semua yang ikut. Beliau juga mengajak doa bersama untuk penyembuhan. Ketika akan pulang Rm. Bambang bertanya "Rama mesthi ngagem topi koboi, nggih?" (Rama selalu mengenakan topi koboi, ya?), karena Rm. Utomo selalu mengenakan topi model cowboy atau penggembala sapi jaman dulu di Amerika. "Niki kula tumbas teng Amerika dhek taun seket setunggal" (Ini saya beli di Amerika pada tahun 1951). Semua yang ada agak terbelalak karena pada umumnya pada tahun itu belum lahir. Yang jelas keesokan harinya Rm. Utomo akan terbang menuju Los Angeles.

0 comments:

Post a Comment