Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, June 20, 2018

Percikan Nas Kamis, 21 Juni 2018

Peringatan Wajib St. Aloisius Gonzaga
warna liturgi Putih

Kamis, 21 Juni 2018

Bacaan-bacaan:
Sir. 48:1-14; Mzm. 97:1-2,3-4,5-6,7; Mat. 6:7-15. BcO Hag. 2:10-23.
Nas Injil:
7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Percikan Nas:
Setiap hari kita berdoa doa Bapa Kami. Apa yang anda rasakan ketika mendoakan doa tersebut? Berjalan biasa saja karena sudah sering mendoakannya? Ada getaran tertentu? Ada rasa tertentu? Atau bahkan mungkin tertusuk karena kata-katanya? Pernah ada yang menghindari kalimat “ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Orang tersebut menghindari kalimat tersebut karena belum bisa mengampuni seseorang.
Bagi saya secara pribadi doa Bapa Kami adalah doa yang sangat istimewa. Doa ini sungguh menawarkan kata-kata yang menyejukkan, menggerakkan dan mengingatkan. Kita percaya kepada Bapa dan memuliakan nama-Nya. Kepercayaan kepada Bapa ini mendorong harapan agar Bapa menguasai kehidupan manusia di dunia ini agar dunia menjadi seperti surga. Kita pun boleh memohon rejeki pada hari ini dan pengampunan atas kesalahan kami. Namun syaratnya kita pun mengampuni yang bersalah kepada kita. Pengampunan Tuhan ini membebaskan kita dari yang jahat dan pencobaan.
Doa Bapa kami sungguh berdaya dan memberikan daya bagi hidup kita. Sekalipun kita sudah sering mendoakan doa ini, kita perlu meresapkan doa yang diajarkan Yesus ini. Maka marilah kita doakan doa ini dengan sikap doa yang baik, resapkan dalam-dalam dengan berdoa secara perlahan-lahan. Nikmati kata-kata dalam ketenangan batin.
Doa:
Bapa kami yang ada di surga
Dimuliakanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu
Jadilah kehendak-Mu
Di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
Dan ampunilah kesalahan kami
Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
Janganlah masukkan kami dalam pencobaan
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin
Bapa Kami.
(goeng).

0 comments:

Post a Comment