Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, December 11, 2017

Mas Ardhy dan Mas Toro


Untuk mengurus Domus Pacis termasuk para rama yang tinggal di dalamnya, pada saat ini ada enam orang tenaga kerja. Mbak Ida, yang bertugas mencuci dan menyetrika pakaian para rama, hanya datang pas melakukan pekerjaan. Dia tidak ikut membantu pekerjaan-pekerjaan lain. Dari lima yang lain, tiga orang adalah pramurukti tenaga kontrakan dari RS Panti Rini, Kalasan. Mereka adalah Bu Tri, Bu Pipit, dan Mas Win. Selain mengurus tanggungjawab khusus untuk dua rama, mereka memang ikut membantu pekerjaan lain seperti penyajian konsumsi di ruang makan, mencuci pecah belah, dan hal lain bila kebetulan ada rombongan tamu dan pertemuan. Maka, semenjak Bu Tari dan Pak Heru mengundurkan diri dari Domus Pacis, tenaga sendiri dari Domus Pacis hanyalah Pak Tukiran dan Mas Abas. Memang, suasana hubungan antar tenaga-tenaga yang ada di Domus diwarnai oleh nuansa persahabatan sehingga tampak kegembiraan di antara mereka. Pada saat instirahat, gelak tawa biasa mewarnai mereka ketika duduk-duduk bersama baik di ruang karyawan maupun di depan kamar Rm. Tri Wahyono. Meskipun ada suasana enak di antara para karyawan, bagaimanapun juga ada pekerjaan-pekerjaan lain yang kurang terurus, yaitu kebun dan ternak baik ikan dan ayam yang berada di luar gedung induk. Rm. Agoeng, ketika masih tinggal di Domus Pacis, beberapa kali berkata "Kadosa pundi kerjane dados awrat" (Bagaimanapun juga pekerjaan menjadi bertambah berat). Rm. Hadi, sebagai Minister juga bertugas sebagai Pastor Paroki Pringwulung, sudah mengumumkan ke banyak aparat paroki dan orang-orang yang ditemuinya untuk mencarikan orang yang mau bekerja di Domus. Rm. Bambang juga meminta tolong orang-orang dekatnya untuk mengupayakan hal sama. Mas Handoko dan Bu Rini berkali-kali mengusahakan lewat jaringan-jaringannya. Tetapi usaha ini rasa-rasanya sulit untuk berhasil. Tidak sedikit yang bilang "Jaman sakniki pancel angel sanget pados tenaga kangge kerja rumah" (Pada jaman sekarang amat sulit mencari orang untuk bekerja sebagai pekerja rumah).

Tiba-tiba pada beberapa hari sebelum akhir November 2017 datanglah seorang pemuda dari Boro. Dia datang atas pemberitahuan Pak Gega, orang dekat Rm. Bambang dari Paroki Boro. Dari pembicaraan, walau sudah mengajukan lamaran di dua tempat, kalau Domus menerimanya, dia memilih Domus Pacis. Pemuda ini bernama Antonius Ardhy Krisnanta berusia 31 tahun lulusan SMEA Wates. Maka sejak Kamis sore tanggal 30 November 2017 Mas Ardhy mencoba kerja di Domus. Dia banyak mengurus kebun dan peternakan. Tetapi dia juga membantu melayani para rama termasuk urusan sajian makan. Rama Bambang memang menekankan bahwa model kerjanya adalah serabutan. Pada Senin 4 Desember 2017 dipanggil oleh Rm. Hadi ke Pastoran Pringwulung untuk diwawancarai. Kehadiran Mas Ardhy ternyata disusul oleh orang kedua yang diterima langsung oleh Rm. Hadi, Minister Domus Pacis pada Senin tanggal 11 Desember 2014. Orang kedua ini adalah Mas Toro orang Dusun Tengahan yang berada di Stasi Pojok, Paroki Klepu. Dia sudah berkeluarga dan pernah bekerja di Katedral Tanjungkarang, Lampung. Mas Toro juga dapat mengendarai mobil.

0 comments:

Post a Comment