Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, December 23, 2017

Pesan Natal 2017 Mgr Robertus Rubiyatmoko

diambil dari https://komsos.kas.or.id/2017/12/23

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus. Perkenankan saya, Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang, pada perayaan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus ini, pertama-tama mengucapkan SELAMAT NATAL kepada Anda semua. Semoga damai sejahtera Kristus senantiasa tinggal dan menetap dalam diri kita semua.
Saudara-suadari. Setiap akhir tahun kita selalu merayakan Natal, baik dalam keluarga, komunitas, dan paroki, maupun di lingkungan institusi dimana kita berada dan berkarya. Maka pertanyaanya adalah apa makna natal bagi kita kali ini?
Natal sebagai perayaan kelahiran Sang Raja Damai mengajak kepada kita semua untuk menggali pesan utamanya. Karena kasih-Nya yang begitu besar kepada manusia, Allah telah mengutus Putra-Nya ke dunia (bdk. Yoh 3:16). Putra-Nya itu merendahkan diri sehabis-habisnya dengan menjadi manusia seperti kita (bdk. Flp 2:7). Ia datang untuk memberi kita hidup yang berkelimpahan (bdk. Yoh 10:10). Ia, yang adalah Raja Damai dan Emmanuel, datang untuk membawa damai sejahtera kepada dunia, seperti yang diwartakan para malaikat kepada para gembala: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14).
Pesan utama perayaan Natal ini hendak kita gali, agar hidup kita terus-menerus diperbarui, sehingga damai sejahtera Kristus benar-benar memerintah dalam hati kita.
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus. Saat ini kita semua merasa cemas dengan situasi dan kondisi sekitar kita. Nilai persaudaraan dan kekeluargaan terasa semakin menipis. Perbedaan pandangan, ide, dan gagasan dapat berujung pada konflik, permusuhan, perkelahian, dan bahkan pembunuhan. Gara-gara berbeda pilihan, kakak dan adik dalam satu keluarga saling bersitegang. Karena perbedaan keyakinan, permusuhan dan tindak kekerasan terjadi di mana-mana. Situasi ini semakin diperparah dengan beredarnya berita-berita bohong dan menyesatkan. Bahkan akhir-akhir ini berulang kali muncul ujaran-ujaran kebencian yang menghancurkan nilai persaudaraan dan mengancam toleransi satu terhadap yang lain.
Dalam konteks seperti ini, perayaan natal menjadi penuh arti dan makna. Perayaan natal menjadi saat yang indah untuk menyadari kembali tugas dan perutusan kita sebagai warga Gereja dan sekaligus warga negara NKRI. “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah” (Kol 3:15a). Demikianlah nasihat Paulus kepada jemaat di Kolose. Nasihat Paulus ini semestinya juga mendorong kita untuk mengupayakan terwujudnya damai sejahtera, baik dalam diri kita masing-masing, dalam keluarga dan komunitas, serta masyarakat kita.
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus. Perayaan Natal yang setiap tahun kita rayakan diharapkan mampu memberi daya gerak dan daya ubah dalam diri kita. Sebagai warga Gereja, kita sendiri ditantang untuk tidak henti-hentinya mewujudkan damai sejahtera, kerukunan, dan persaudaraan di antara kita. Namun ini semua hanya mungkin terjadi jika kita membiarkan damai Kristus memerintah dalam hati. Kedamaian ini merupakan kekuatan yang akan memampukan kita untuk menjadi pembawa damai dan sukacita bagi orang lain. Hanya dengan damai Kristus yang menguasai hati kita, kita akan dimampukan untuk membuka diri, merangkul, dan menerima siapa pun guna membangun dan mewujudkan kesatuan dan persaudaraan yang sejati.
Upaya ini dapat dimulai dari keluarga dan komunitas kita masing-masing. Dan selanjutnya kita dipanggil untuk membagikan damai dan sukacita natal ini juga kepada semakin banyak orang. Searah dengan Ardas 2016-2020 yang ingin mewujudkan diri menjadi Gereja yang ngrengkuh dan melibatkan, saya mengajak seluruh warga Keuskupan Agung Semarang, dimanapun berada, untuk semakin berani membuka diri terhadap semakin banyak pihak dan semakin melibatkan diri dalam pelbagai usaha guna kedamaian dalam kehidupan bersama sebagai warga Gereja dan warga negara Indonesia. Dengan cara ini kita sungguh-sungguh hadir, srawung, dan terlibat dalam kehidupan bersama.
Sebagaimana Yesus, Sang Raja Damai, telah berkenan merendahkan diri dengan mengambil rupa seorang hamba demi keselamatan manusia (Fil 2:7), kita pun dipanggil untuk keluar dari diri sendiri dan bergerak keluar untuk bertemu dengan warga masyarakat lain, menjadi bagian dari masyarakat, dan menjadi pembawa damai dan kerukunan di tengah masyarakat. Lebih dari itu, saya mengajak Anda semua untuk membagikan damai ini pertama-tama kepada saudara-saudari kita yang kecil dan berkekurangan. Biarlah mereka ini menjadi orang-orang pertama yang mendapatkan kunjungan Yesus, Sang Raja Damai, sebagaimana para gembala pada waktu itu mengalaminya. Semoga kehadiran kita menjadi wujud konkret kehadiran Yesus Sang Raja Damai dalam diri mereka yang membutuhkan perhatian lebih.
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus. Semoga perayaan Natal ini mendorong dan menyemangati kita semua untuk memberi kesaksian bahwa damai sejahtera Kristus sungguh-sungguh memerintah dalam hati kita. Marilah kita mengembangkan damai sejahtera dengan membangun keakraban dan kedekatan di tengah keluarga; dan dengan semakin berani hadir, srawung, dan terlibat di tengah masyarakat untuk menjadi pembawa damai demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Selamat Natal. Damai Kristus menyertai Saudara-saudari sekalian. Berkah Dalem.

0 comments:

Post a Comment