Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, August 30, 2019

Percikan Nas Jumat, 30 Agustus 2019

Guarinus dan Amadeus, Ghebre Michael, Eustaqio van Lieshot
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
1Tes. 4:1-8; Mzm. 97:1-2b,5-6,10,11-12 ; Mat. 25:1-13.
BcO Ef. 6:10-24.

Bacaan Injil: 
1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Memetik Inspirasi: 
Suatu kali ada seseorang yang merasa bersalah tidak bisa membantu orang yang meminta tolong kepadanya. Sebenarnya ia mempunyai uang yang diminta itu. Namun uang itu dia butuhkan untuk hidup keluarganya. Kalau uang itu diberikan hidup keluarganya pun jadi terganggu.
Perempuan yang disebut bijaksana oleh Yesus mempunyai cadangan minyak. Namun ketika gadis yang disebut bodoh meminta minyak mereka, mereka menjawab, “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ” (Mat 25:9).
Kadang tidak mudah menolak. Dan sering ketika menolak kita merasa bersalah. Dari bacaan Injil ini kita dibantu bahwa boleh saja kita menolak. Kalau mengiyakan dan itu malah membuat kita tidak bisa bertahan maka kita pun sebenarnya malah membuat kesalahan. Kita tidak perlu merasa bersalah kala menurut perhitungan kita harus menolak. Rasanya jangan sampai kita selalu iya tapi malah sengsara.

Refleksi: 
Alasan apa yang dipandang layak untuk menolak sesuatu?

Doa:
Tuhan, seperti gadis bijaksana, kami ingin agar kami bisa memperhitungkan kehidupan kami dan cadangannya. Ada banyak hal-hal yang tidak kami duga yang memerlukan kesigapan kami. Semoga kami tidak kehilangan dengan kesempatan yang Kauanugerahkan. Amin.

Menolak
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment