Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 21, 2019

Percikan Nas Kamis, 22 Agustus 2019

Peringatan Wajib
Santa Perawan Maria Ratu
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan:
Hak. 11:29-39a; Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10; Mat. 22:1-14;
BcO Ef. 3:1-13.

Bacaan Injil:
1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. 7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. 8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. 9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. 12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. 13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Memetik Inspirasi:
Mengelola sebuah paroki seringkali mesti melakukan aneka pertemuan atau rapat. Mereka yang berada dalam lingkaran utama akan semakin sering untuk mengadakan pertemuan atau rapat. Sungguh menggembirakan kala undangan rapat itu ditanggapi. Kehadiran para undangan memberi tanda bagi pentingnya pertemuan dan rapat tersebut. Namun ada pula yang mengabaikannya tanpa kata dan alasan yang jelas atau juga selalu ada alasan.
Tuhan menggambarkan Kerajaan Allah dengan seorang raja yang mengadakan pesta. Ia mengundang tamu, namun sedikit yang menanggapi. Murkalah sang raja. Sampai kemudian ia pun megundang orang-orang di persimpangan jalan.
Undangan yang kita terima layak kita tanggapi. Kita bisa menanggapi dengan hadir. Kalau tidak bisa hadir kita bisa menanggapi dengan memohon pamit. Tidak layak kita tidak menanggapi apalagi bila hal tersebut menyangkut tanggungjawab dan kesanggupan kita. Bila kita telah sanggup kita perlu sungguh melibati, bila tak sanggup melibati mesti berani mengajukan pengunduran diri. Tak cukup hanya nama yang dipasang.

Refleksi:
Bagaimana sikapmu dalam menanggapi kesanggupanmu?

Doa:
Tuhan semoga kami selalu siap sedia menanggapi undangan-Mu. Semoga kami pun layak menghadiri pesta perjamuan-Mu. Berkatilah kami. Amin.

Menanggapi undangan
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment