Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 28, 2019

Rm. Tri Hartono Mimpin Misa


Hari itu adalah Rabu 28 Agustus 2019. Pada jam 15.00 Rm. Bambang masuk kapel Domus. Dia menyiapkan buku-buku untuk misa jam 18.00. Microphone juga ditata posisinya untuk pemimpin misa. Tempat duduk imam pemimpin misa juga disiapkan. Kemudian soundsystem dicoba. Sementara itu Bu Rini, relawati Domus Pacis Puren, meminta Mas Ardi membeli bakmi godog untuk tambahan menu makan malam.

Ketika jam menunjuk angka 17.40 Rm. Bambang melihat Rm. Tri Hartono memasuki kapel yang lampu-lampunya sudah dihidupkan. Kamar Rm. Bambang memang persis berhadapan dengan kapel yang dindingnya terbuat dari kaca. Beberapa saat kemudian Rm. Jaya dengan kursi rodanya juga masuk didorong oleh Mas Falah, salah satu pramurukti. Rm. Bambang kemudian juga menyusul masuk kapel dan kemudian menghidupkan soundsystem. Bu Rini juga ikut masuk kapel disusul oleh Rm. Ria dan Rm. Harto yang keduanya juga berkursi roda didorong oleh karyawan. Suster Immaculata, yang berkebangsaan Spanyol, juga datang karena biasa ikut misa harian di Domus yang terjadi pada sore hari.

Sebenarnya itu adalah pemandangan biasa yang terjadi pada misa harian Domus Pacis Puren. Tetapi pada sore itu bagi Domus terjadi hal khusus. Rm. Bambang yang biasa ada di posisi pinggir atau bahkan belakang, sore itu menempati posisi tengah depan altar yang biasa ditempati oleh Rm. Tri Hartono. Ini adalah posisi Rm. Tri Hartono yang setiap misa Komunitas membagikan Komuni. Pada sore itu RM. TRI HARTONO MEMIMPIN MISA. Sebenarnya Rm. Tri Hartono kalau berkata-kata sudah kerap sulit ditangkap oranglain karena volume suaranya yang amat lirih. Tetapi beberapa hari sebelumnya dia berkata kepada Rm. Bambang, yang harus berjuang menangkap maksudnya, di kamar makan "Suk tanggal wolulikur aku takmisa. Nganggo pengeras suara, ya" (Besuk tanggal 28 aku yang memimpin misa. Pakai pengeras suara, ya). Rm. Bambang langsung menjawab "Ya". Bagi Rm. Bambang ini adalah peristiwa khusus. Hari itu adalah hari peringatan SANTO AGUSTINUS, pelindung Rm. Tri Hartono. Maka bagi yang ada pada sore hari itu, semua merasakan gembira bersama Rm. Tri Hartono. Mas Handoko memang datang terlambat. Suster Immaculata dan Mas Handoko serta Bu Rini ikut makan malam. Rm. Bambang berseru "Saiki Rm. Tri Hartono isa melu giliran mimpin misa" (Sekarang Rm. Tri Hartono bisa ikut bergilir memimpin misa).

0 comments:

Post a Comment