Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, August 24, 2019

Santo Yosef dari Calasanza

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3769 Diterbitkan: 26 Agustus 2013 Diperbaharui: 03 Agustus 2016
ilustrasi dari seleksi Blog Domus

  • Perayaan
    25 Agustus
  • Lahir
    11 September 1556
  • Kota asal
    Peralta, Barbastro, Aragon, Spain
  • Wilayah karya
    Roma
  • Wafat
    tahun 1648 di Roma Italia | Oleh sebab alamiah
  • Beatifikasi
    18 Agustus 1748 oleh paus Benediktus XIV
  • Kanonisasi
    Tahun 1767 oleh Paus Klemens XIII Sumber : Katakombe.Org

Yosef dilahirkan pada tahun 1556 di kastil ayahnya di Spanyol. Ia adalah anak bungsu dari lima anak yang lahir dari bangsawan Don Pedro Calasanz dan Donna Maria GastoniaIbu dan kakaknya meninggal saat ia masih di sekolah. Ayahnya menginginkan Yoseph untuk menjadi pengacara atau berkarir di kemiliteran, menikah dan meneruskan nama keluarga Calasanz. Namun dalam hatinya Yoseph merasakan panggilan yang kuat untuk menjadi seorang imam.
Ia lalu kuliah theologi dan pada usia duapuluh delapan tahun, Yosef ditahbiskan sebagai imam. Pastor Yosef diserahi jabatan-jabatan penting dan ia melaksanakan tugas-tugasnya itu dengan baik. Namun demikian, ia merasa bahwa Tuhan memanggilnya untuk melakukan suatu karya istimewa bagi anak-anak miskin di Roma.
Taat pada panggilan Tuhan, Pastor Yosef meninggalkan segala yang ia miliki di Spanyol dan pergi ke Roma. Di sana, hatinya tergerak oleh belas kasihan kepada anak-anak yatim piatu dan anak-anak gelandangan yang ia jumpai di mana-mana. Mereka diacuhkan serta diterlantarkan. Pastor Yosef mulai mengumpulkan mereka dan mengajarkan semua mata pelajaran umum kepada mereka, terutama tentang iman. Para imam yang lain mulai bergabung dengannya. Tak lama kemudian Pastor Yosef telah menjadi pemimpin dari suatu ordo religius baru. Tetapi, ia tak pernah membiarkan tugas-tugasnya sebagai pendiri dan pemimpin biara membuatnya berhenti mengajar anak-anak yang dikasihinya. Ia bahkan menyapu lantai kelas sendiri. Seringkali ia mengantarkan anak-anak yang kecil pulang ke rumah mereka ketika jam pelajaran telah usai.

St. Yosef harus mengalami banyak penderitaan karena ulah beberapa orang yang hendak mengambil alih ordonya. Mereka ingin mengelolanya sesuai dengan cara mereka. Suatu ketika ia bahkan diarak di jalan-jalan bagaikan seorang tahanan. Ia nyaris dijebloskan ke dalam penjara, meskipun imam yang baik ini tidak melakukan kesalahan apapun. Ketika umurnya sembilanpuluh tahun, Pastor Yosef menerima kabar yang sangat menyedihkan. Ordonya dilarang terus berkarya. Namun demikan, menanggapi tragedi tersebut Pastor Yosef hanya mengatakan, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil; terpujilah nama-Nya. Karyaku diselenggarakan semata-mata karena cinta kepada Tuhan.”

Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1648, orang kudus ini wafat dalam tenang dan damai. Usianya sembilanpuluh dua tahun. Beberapa tahun sesudah wafatnya, ordonya, Ordo Imam-imam Piarist, diijinkan untuk melanjutkan kembali karya St. Yosef yang mengagumkan.
St. Yosef dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XIII pada tahun 1767 dan dinyatakan sebagai santo pelindung sekolah-sekolah Kristen pada tahun 1948 oleh Paus Pius XII. Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment