Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, August 12, 2019

Percikan Nas Selasa, 13 Agustus 2019

Pontianus, Hipolitus, Markus dari Aviano
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Ul. 31:1-8; MT Ul. 32:3-4a,7,8,9,12; Mat. 18:1-5,10,12-14.
BcO 2Raj. 6:8-23.

Bacaan Injil:
1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." 10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. 12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? 13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 4 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

Memetik Inspirasi:
Bacaan hari ini berisi pengajaran Yesus tentang Kerajaan Sorga. Yesus menempatkan seorang anak kecil sebagai pribadi yang layak masuk Kerajaan-Nya. Yang terbayang padaku malah keadaan kala Yesus mengajar, banyak orang tua mengajak anaknya ikut serta. Anak-anak itu dengan caranya ikut mendengarkan pengajaran Yesus dengan tenang. Mereka duduk bersama orang tuanya, didampingi orang tua dan diajari orang tua untuk mendengarkan pengajaran.
Ketika ekaristi rasa hati pun senang kala melihat banyak anak-anak menerima komuni bathuk. Alangkah senang lagi kala ekaristi berlangsung mereka duduk di dalam Gereja dan mengikuti ekaristi secara penuh. Namun masih sering kala ekaristi itu berlangsung sang anak dibiarkan berlari-lari dan rame di luar, bahkan malah sengaja diajak keluar oleh orang tuanya.
Memang butuh waktu, ketekunan dan disiplin untuk mendidik anak-anak. Tapi saya masih yakin kala orang tua mau mendidik anaknya mengikuti ekaristi anak akan taat pada orang tuanya. Maka mari kita didik anak kita untuk mengikuti ekaristi, kita dampingi dan beri pengertian supaya mereka tahu bahwa pergi ke Gereja itu untuk berdoa dan berekaristi bukan untuk bermain-main. Kita ajari anak kita membangun dan mempunyai kesetiaan berdiam bersama Tuhan.

Refleksi: 
Bagaimana anda mendidik anak anda untuk mengenal dan mencintai Ekaristi?

Doa:
Tuhan sungguh indah hidup bersama anak-anak. Mereka adalah pelita hidup kami. Semoga kami pun selalu mampu menyediakan minyak agar pelita ini tahan menyala dengan mendekatkan mereka kepada-Mu. Amin.

Mendekatkan Anak Pada Ekaristi
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment