Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, July 28, 2013

KEHERANAN SOSIOLOGIS

Pagi ini, Senin 29 Juli 2013, sesudah makan pagi Rama Agoeng masih berbicara sana-sini sekitar Domus Pacis dengan Rama Bambang. Rama Agoeng berceritera pada suatu ketika dalam suatu pertemuan berjumpa dengan seseorang yang ahli sosiologi. Sang Sosiolog terkejut ketika tahu bahwa Rama Agoeng yang masih muda itu tinggal di rumah "jompo" bersama rama-rama tua di Domus Pacis. Si Sosiolog membayangkan betapa besar penderitaan batin Rama Agoeng berada di tempat sepi terminal menuju kapling 2X1m. Tetapi betapa tambah terkejutnya ketika mendengar betapa bahagianya Rama Agoeng hidup bersama rama-rama tua dan berkebutuhan khusus. Rumah para rama tua dan berkebutuhan khusus yang bernama Domus Pacis ini ternyata mengandung dinamika dan kegairahan hidup. Suasananya amat menyenangkan dengan berbagai acara rumah, jaringan hubungan dengan berbagai kelompok umat, hadirnya beberapa relawati dan relawan serta peran dan rintisan pastoral betapapun kecilnya. Sang Sosiolog, kata Rama Agoeng, berkata "Ini fenomena sosiologis lain". Sebagai seorang sosiolog yang ahli hidup kemasyarakatan, dia amat heran dengan kehidupan Domus Pacis. Rama Agoeng bilang bahwa dia ingin melihat secara langsung.

Pembicaraan dengan Rama Agoeng di atas muncul karena kemarin Minggu, 28 Juli 2013, ada kunjungan dari umat Katolik Wilayah Pingit, Paroki Kumetiran, Yogyakarta. Ada 65 orang yang berasal dari 3 Lingkungan yang diterima oleh Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono dan Rama Agoeng. Rama Harjaya seperti biasa ada di kamarnya. Rama Jaka masih di RS Panti Rapih. Sementara itu Rama Bambang di Bandungan mendampingi umat 3 lingkungan Wilayah Kerinci, Paroki Karang Panas, Semarang. Acara kunjungan Umat Pingit, yang datang pada jam 09.00 dimulai dengan sambutan dari Rama Agoeng pada sekitar jam 09.30. Jam 10.00 diselenggarakan Misa yang dipimpin oleh Rama Yadi dan diiringi dengan keyboard milik Domus Pacis yang dimainkan oleh salah satu pengunjung. Sesudah misa, ada wakil pengunjung memberikan sambutan yang diteruskan dengan beberapa tanya jawab dengan para rama Domus untuk makin mengenal situasi para rama di sini. Dalam kunjungan itu ada snak berat yang dibawa pengunjung.
Untuk Komunitas Rama Domus Pacis pengunjung pun memberikan oleh-oleh yang amat banyak sekali karena mereka memberikan secara perorangan. Oleh-oleh berupa barang ada beras, mie instan, perlengkapan mandi (sabun, pasta gigi, sampo), minyak goreng, buah-buahan, sabun deterjen, tambahan lauk yang tahan lama seperti abon sapi, dan masih ada berbagai macam lainnya. Dari jenis yang sama jumlahnya ada yang berangkap-rangkap. Rama Harto berkata "Ngge hadiah karyawan" (Bisa untuk hadiah karyawan). "Isa nggo bingkisan Idul Fitri karyawan" (Bisa untuk bingkisan Hari Raya Idul Fitri untuk karyawan) komentar Rama Bambang. Kelompok umat Pingit juga menyumbang uang.

Domus Pacis memang makin dikenal banyak umat. Kunjungan dengan berbagai bentuk acara dan kegiatan ada banyak. Pemerhati makin banyak pula. Novena Seminar yang tahun 2013 ini diadakan setiap Minggu Pertama Maret-November makin diketahui secara luas. Pendaftar untuk ikut Seminar makin banyak. Biasanya pesertanya sekitar 150 orang. Untuk tanggal 4 Agustus 2013 yang pendaftarannya paling lambat 29 Juli 2013, pada saat kisah ini ditulis, sudah ada pendaftar berjumlah 212 orang. Mbak Tatik dari Ambarrukmo menjadi relawati bersama beberapa temannya untuk menyediakan santap siang sederhana dengan beaya murah. Keluarga Mas Kus dari Puren selalu menyiapkan teh panas ketika peserta datang. Orang-orang seperti Bu Laksono, Bu Mumun, Bu Rini, Bu Riwi juga selalu datang membantu pelaksanaan Novena di samping juga keperluan lain untuk para rama Domus. Sembilan belas orang (13 ibu, 5 bapak, 1 pastor) menjadi penggerak hadirnya para peserta. Kolekte dan keuangan kumpulan para Rama Domus sudah cukup untuk membeayai Novena, karena banyak yang terlibat aktif (termasuk pembicara) datang memberikan diri secara cuma-cuma. Barangkali hal-hal seperti ini membawa Domus Pacis menghadirkan "Keheran Sosiologis" bagi seorang sosiolog. 

0 comments:

Post a Comment