Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, July 11, 2013

SOAL SAYUR

Hari Rabu lalu, 10 Juli 2013, Rama Bambang SMS Bu Ratmi, salah satu pengurus Rumah Tangga (RT) Pastoran Pringwulung. Beliau memang diserahi Minister Domus Pacis yang juga menjadi Pastor Paroki Pringwulung untuk ikut menjadi penghubung Domus dengan catering Tarakanita. Di dalam SMS Rama Bambang bilang bahwa beberapa hari hingga Rabu itu tidak ada "sayuran" yang dudah menjadi pesanannya. Dia, ketika diminta menulis diet, sudah menuliskan tidak makan nasi tetapi hanya "sayuran". Hari Kamis pagi, 11 Juli 2013, 2 orang RT Pastoran Pringwulung termasuk Bu Ratmi datang melihat sajian menu. Mereka memang tidak menemukan ijo-ijo (jenis dedaunan bahan sayur) tersaji. Kedatangan mereka memang untuk memastikan informasi Rama Bambang untuk pembicaraan dengan pihak catering.

Kemarin siang dan pagi ini, Jumat 12 Juli 2013, Bu Ratmi datang lagi. Beliau sudah melihat sayur daunan tersaji. Kata Bu Ratmi, ketika berada di tempat catering Tarakanita terjadi pembicaraan rame antara Bu Ratmi dengan salah satu petugas masak. Petugas masak menyangkal kata-kata Bu Ratmi bahwa sudah beberapa hari tidak ada "sayuran" untuk Rama Bambang. Sementara itu si tukang masak membantah dan mengatakan selalu menyediakan secara khusus. Sesudah bicara cukup lama, akhirnya disadari ternyata ada perbedaan pemahaman dan gambaran berkaitan dengan istilah "sayur". Bu Ratmi yang sudah lama tahu menu makan Rama Bambang, yang menjaga diri karena sudah menderita diabetes, memahami kata "sayur" sebagai masakan yang terdiri dari daun-daunan seperti sawi, kol, kacang panjang, wortel. Sementara itu si tukang masak, seperti pada umumnya paling tidak orang Jawa, menggambarkan "sayur" sebagai masakan berkuah yang dalam bahasa Jawa disebut jangan. Maka ada jangan godhongan (sayur dari dedaunan termasuk wortel dan kacang panjang), jangan tempe (sayur tempe), jangan tahu (sayur tahu) bahkan jangan bakmi (sayur bakmi). Ternyata yang jadi soal adalah Rama Bambang tidak menuliskan secara spesifik dan akibatnya "rasain deh" ha ha ha ........

0 comments:

Post a Comment