Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 18, 2018

Percikan Nas Kamis, 19 April 2018

Hari Biasa Pekan III Paskah
warna liturgi Putih

Kamis, 19 April 2018

Bacaan-bacaan:
Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51. BcO Kis. 10:1-33.
Nas Injil:
44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 48 Akulah roti hidup. 49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Percikan Nas
Yesus total memberikan diri-Nya. Ia adalah roti hidup. Siapapun yang menyantap tidak akan mengalami lapar lagi. Sang roti hidup ini sungguh memberikan pemenuhan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Dan mereka yang percaya tidak akan mengalami kekurangan.
Dulu saya sering bertanya mengapa Yesus mengibaratkan diri sebagai roti hidup dan kita mesti menyantap-Nya. Seiring waktu merenungkan pribadi Yesus saya pun berani menyatakan bahwa Ia memang roti hidup. Ada banyak hal yang disabdakan dan dikaryakan sungguh bisa menghidupi. Semakin dalam menyantap-Nya semakin banyak bekal yang mencukupi perjalanan hidup. Ia sungguh kaya membagikan diri-Nya dan menjadi pelita yang menuntun perjalanan dalam kegelapan.
Kiranya layak dalam kesempatan ini saya mengajak pembaca semuanya untuk bergaul lebih intim dengan Yesus. Kata dan perbuatan-Nya sungguh luar biasa. Kala kita mau mengikuti-Nya kita akan mendapatkan bekal hidup yang melebihi perkiraan kita. Sungguh, Dia adalah roti hidup. Bersama Dia kita tidak akan kekurangan.
Doa:
Tuhan aku ingin selalu ada di dekat-Mu. Menimba sumber kehidupan. Menyantap roti hidup. Kupercaya bersama dengan-Mu aku tidak akan kekurangan. Amin.
Roti hidup.
(goeng).

0 comments:

Post a Comment