Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, May 9, 2019

Lamunan Pekan Paskah III

Jumat, 10 Mei 2019

Yohanes 6:52-59

6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa manusia itu terdiri dari raga dan jiwa. Dalam hidup orang tidak hanya mencari hal-hal duniawi untuk kebutuhan raga.
  • Tampaknya, orang memang harus mengingat terpenuhinya kebutuhan jiwa. Agama menghadirkan kebutuhan-kebutuhan jiwani agar orang memiliki kemesraan dengan Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berhadapan dengan hal-hal lahiriah duniawi dan selera-selera batiniah, orang menyadari bahwa untuk mesra dengan yang ilahi orang menghayati yang batiniah dan lahiriah sebagai dua dimensi yang saling menopang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang mengalami yang ada dalam kedalaman batin sebagai landasan segala kehidupan dan yang ada dalam realita duniawi sebagai ungkapan dan pewujudannya.
Ah, bagaimanapun juga yang mau serius berhubungan dengan Tuhan harus sadar bahwa yang duniawi itu jahat.

0 comments:

Post a Comment