Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, May 15, 2019

Percikan Nas Kamis, 16 Mei 2019

Gamma Galgani, Aloisius Orione, Alpius dan Possidius, Simon Stock, Margaretha dari Cartona, Andreas Bobola
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan:
Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20. BcO Why. 15:5-16:21.

Bacaan Injil: 
16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. 17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. 18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. 19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. 20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."

Memetik Inspirasi:
Pernah ada yang bercerita kala ikut misa dia setelah berkat langsung keluar dan tidak mau mendengar kata, “Pergilah engkau diutus.” Pertanyaan saya, “Mengapa?” Jawabnya, “Saya belum siap jadi utusan Mo!” Saya sempat terbengong mendengar kalimat tersebut.
Tuhan Yesus bersabda, “Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku” (Yoh 13:28). Dari penangkapanku mereka yang telah menerima Dia siap untuk pergi (mengangkat tumit) untuk menjadi pewartanya. Ia siap untuk hidup seperti Dia dan menjalankan perutusan-Nya.
Menjalankan perutusan-Nya bukanlah hal yang sulit. Hidup harian kita yang kita jalankan dengan sebaik-baiknya sudah merupakan tindakan perutusan. Untuk menjalankan perutusan-Nya tidak harus belajar teologi secara mendalam (kalau bisa bagus). Salah satu hal yang sangat mungkin kita buat adalah mendengarkan/membaca sabda-Nya dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Hidup dalam sabda-Nya bisa menjadi ruang kita melaksanakan perutusan-Nya.

Refleksi:
Bagaimana anda menghidupi sabda dan perutusan Tuhan?

Doa:
Tuhan janganlah Engkau lelah menarik kami menjadi utusan-Mu. Kami akan berusaha untuk terus belajar dan belajar sekaligus menghidupinya. Amin.

Menjalankan perutusan
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment