Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, August 8, 2013

BERKAT KEKOSONGAN

Bu Ratmi, yang ditunjuk Rama Minister mengurus hari-hari Domus Pacis tanpa masakan dari AKS Tarakanita selama bulan Agustus 2013, sempat kebingungan. Untuk tanggal 8-9 tidak ada yang sanggup menjadi penyedia masakan lauk dan sayur. Bu Ratmi pun harus berada di antara keluarga besarnya. Entah mengapa Rama Bambang tidak menjadi bingung dan gelisah menerima berita itu. Barangkali karena kebiasaannya mengomongkan segalanya dengan Gusti dalam hati,  dia tetap tenang. Pikiran Rama Bambang melayang ke sana ke mari. Dalam bayangan dia menjumpai Mas Raharja, Mas Tukiran, dan Bu Rini mengajak omong-omong. Rama Bambang meminta dibantu membelikan bahan-bahan dan akan memasaknya untuk persediaan makan dua hari tersebut. E, ternyata Mas Tukiran siap untuk memasak sayuran dan lauk sekadarnya. "E, kula nggih purun mbantu masak" (E, saya juga bersedia membantu masak) tiba-tiba Mas Kus, adik Rama Harjaya, ikut gabung. "Gusti, ngono wae, ya?" (Tuhan Gitu aja, ya?) kata Rama Bambang kepada Gusti dalam hati dengan kata-kata akrab seperti kepada yang mencintai.

Tiba-tiba Rama Bambang mengangkat HP dan menelepon Bu Riwi yang biasa membantu Rama Yadi. Padahal dia dalam hati merasa enggan dan tidak enak untuk menghubungi Bu Riwi. "Bu, liburan tindakan, nggih?" (Bu, selama liburan bepergian, ya). Suara Bu Riwi menyahut "Mboten, Rama. Wonten kersa?" (Tidak, Rama. Ada apa?). "Yen sok-sok nginguk Domus saget? Nyuwun pangapunten nginguk masakan ugi" (Bagaimana kalau kadang menjenguk Domus, juga masakannya). "Ooooo, pokoke ngge Domus Pacis Puren, kula siap. Ning nek demi liyane mboten sagah" (Oooo, pokoknya demi Domus Pacis Puren, saya siap. Tetapi demi yang lain saya tidak bersedia). Kata Bu Ratmi, Bu Riwi menolak untuk mengurus tanggal 8-9. Menurut Bu Riwi, beliau merasa harus melakukan itu demi AKS Tarakanita. Entah mana yang benar, tetapi Rama Bambang merasa terkagum-kagum dengan ini semua. Rama Bambang sudah menahan diri untuk tidak mengontak Bu Riwi. Rama Bambang merancang berjumpa dengan Mas Tukiran, Mas Raharjo, dan Bu Rini. Tetapi mengapa dalam keheningan itu tiba-tiba saja jari-jarinya bergerak membawa ke Bu Riwi. Dan lewat Bu Riwi ternyata datang pula Ibu dan Bapak Kundarto, umat Jambuasri dari Paroki Minomartani, memasakkan Domus untuk tanggal 8. Bahkan tadi malam Bu Riwi mengirim SMS berceritera kalau Bu Slamet menyiapkan masakan untuk tanggal 8 sore. Dia salah tangkap bahwa seharusnya memasak untuk tanggal 9. Maka masakan itu jadi santapan bersama dengan Bu Riwi.

Tanggal 8-9 yang dinyatakan kosong oleh Rama Bambang dibawa dalam hati. Walau penuh omongan dengan Gusti, ternyata ada kekosongan yang mengangkat tangan dan menggerakkan jari-jari Rama Bambang mengontak Bu Riwi. Dengan kekosongan yang membuat hati tenang, segala soal dan masalah hidup mendapat olahan batin yang ternyata membawa kegembiraan dan kebanggaan tak hanya bagi penghuni Domus Pacis. Paling tidak ada lima warga Gereja ikut bersukacita justru karena peristiwa 8-9 Agustus 2013 di Domus Pacis. Seperti inikah yang dikatakan oleh Santo Paulus dalam Filipi 2:5-11? "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!"

0 comments:

Post a Comment