Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, August 6, 2013

Sabda Hidup

Rabu, 07 Agustus 2013
Sistus II, Kayetanus, Albertus dr Trapani, Agatangelus & Kasianus
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Bil. 13:1-2a,25 - 14:1,26-29,34-35; Mzm. 106:6-7a,13-14,21-22,23; Mat. 15:21-28

Bacaan Injil Mat. 15:21-28
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.


Renungan
Sakitnya seorang anak pasti akan meresahkan hati seorang ibu. Segala daya upaya dilakukan agar sang anak terbebas dari sakit. Tidak jarang dalam doanya mereka memohon agar dia saja yang sakit jangan anaknya.
Demikian juga ibu dalam Injil Mat. 15:21-28. Ia bersedih kala anaknya menderita kerasukan setan. Sang anak menderita. Orang-orangpun menolak kehadirannya. Sang ibu pun datang pada Yesus untuk mendapatkan kesembuhan anaknya.
Saya kagum dengan ibu ini. Selain dia sangat punya hati pada anaknya, dia juga ibu yang berdaya juang dan cerdas. Ia mengejar perhatian Yesus. Kala Yesus mendengarnya dan memberikan jawaban di luar harapannya, ia tidak menyerah. Ia pun menjawab kalimat-kalimat Yesus dengan sangat tepat dan mengusik hati Yesus. Yesus pun mengabulkan permintaannya.
Belajar dari pengalaman ini tampaknya iman membutuhkan dan mewujud pada hati yang penuh kasih, perjuangan yang tak kenal menyerah dan cerdas dalam bertutur.

Kontemplasi
Bayangkan kembali kisah dalam Injil Mat. 15:21-28. Ikuti dari dekat tingkah laku si ibu. Dengarkan dengan cermat kata-katanya. Timba dengan hati terbuka semangatnya.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu membantu orang mengurai ajaran iman.

Doa
Tuhan semoga aku pun mempunyai hati pada mereka yang membutuhkan pertolongan-Mu dan dengan rahmat kecerdasan yang Kauanegerahkan aku mengusahakan pemenuhannya .

Perutusan
Aku akan menguatkan imanku dan menjadi lebih punya hati, pantang menyerah dan cerdas menghadapi segala tantangan.

0 comments:

Post a Comment